Palembang, Hariantimes.com - Tim Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Riau melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) pada 24 sampai 26 Oktober 2021.
Setibanya di Palembang, rombongan FPK Riau disambut hangat oleh Ketua FPK Sumsel yang juga Sultan Palembang, Sultan Iskandar Mahnud Badaruddin dan Kaban Kesbangpol Sumsel, Kurniawan.
Tampak hadir Kabid Pembinaan Ideologi Fauzi. Dari kalangan pengurus FPK hadir pula Wakil Ketua H Syairozi, Sekretaris FPK dan pimpinan sejumlah paguyuban. Sedangkan Tim FPK Riau terdiri atas tiga Wakil Ketua FPK yakni Dr Santoso (Ketua Rombongan), Fakhrunnas MA Jabbar dan M Nasir Penyalai, Bendahara, Sadrianto dan Ketua Paguyuban Aceh Djamaluddin Badai.
Ketua FPK Sumsel Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin dalam sambutannya mengatakan, keberadaan FPK Sumsel berdasarkan Permendagri No 34 Tahun 2006.
Sultan Iskandar pernah dipercayai sebagai Ketua FPK Sumsel periode 2009- 2016 dan dipercaya kembali periode sekarang periode 2021-2025.
"Jumlah pengurus sebanyak 34 orang," katanya.
Sultan Iskandar menceritakan dinamika perkembangan FPK Sumsel yang mengkoordinasikan sejumlah 58 paguyuban etnik/suku di Sumsel.
Dan dalam era disrupsi sekarang, FPK harus berperan aktif untuk membina masyarakat. Karena sistem informasi yang berlangsung cepat dan terbuka
"Dalam hubungan antaretnik dan suku di Provinsi Sumsel, alhamdulillah di sini zero konflik. Hal ini berkat koordinasi yang baik antar paguyuban etnik yang ada," kata Ketua FPK Sumsel ini.
Kaban Kesbangpol Sumsel Kurniawan MSi dalam pengarahannya mengungkapkan rasa syukur, karena situasi Covid-19 yang melandai memungkinkan adanya pertemuan silaturahim secara tatap muka.
Kurniawan selanjutnya menjelaskan, Provinsi Sumsel yang terdiri atas 17 kabupaten berpenduduk sekitar 9 juta jiwa sangat hetetogen berdasarkan etnik dan suku serta agama.
"Berkat adanya FPK yang berdiri sejak 2009, pihak pemerintah sangat terbantu dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan terjadinya konflik sosial. Saya bersyukur karena hampir takvada konflik antaretnik dan suku di Sumsel," kata Kurniawan.
Ditambahkan, selama ini FPK bersinergi dengan Kesbangpol dan organisasi etnik dan keagamaan lain dalam menangani berbagai masalah sosial antaretnik dan agama.
"Kami di Sumsel selama merasa dekat dengan Riau dalam hubungan Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI). Dimana Gubernur Sumsel Herman Deru sebagai ketuanya," kata Kurniawan.
Di awal acara, Ketua Tim FPK Riau Dr Santoso memperkenalkan anggota rombongan dan menceritakan sekilas sejarah berdirinya FPK yang diawali dari Forum Kesatuan Masyarakat (Forkemas) Riau yang turut diinisiasi oleh tokoh masyarakat dan pemuka adat Melayu Almarhum Dr HC H Tenas Effendy.
"Kehadiran Forkemas di awal reformasi sangat berperan dalam situasi tarik menarik dalam masyarakat. Forkemas berhasil mengelola dinamika reformasi tersebut, sehingga zero konflik. Kalau ada sedikit pergesekan, tentu hal itu wajar sebagaimana dinamika sendok dan piring yang menghasilkan keindahan," kata Santoso seraya menambahkan, FPK Riau berdiri sejak 2006 dan kini beranggotakan 52 paguyuban etnis dan paguyuban kedaerahan. Kepengurusan FPK periode 2017-2021 diketuai oleh Ir AZ Fachri Yasin MAgr yang terdiri atas 268 personil. Ini merupakan pengurus FPK terbesar di Indonesia.
Dijelaskannya, FPK Riau memiliki tiga fungsi yakni preventif dalam mewujudkan situasi harmoni melalui diskusi dan pertemuan. Fungsi akomodasi dalam memberikan masukkan dalam kebijakan daerah serta fungsi pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan ekonomi kreatif dan bidang sosbud.
Kegiatan monumental yang pernah dilakuksn FPK Riau di antaranya Parade Bhinneka Tunggal Ika yang melibatkan 5.000 peserta dari unsur etnik, budaya dan perguruan tinggi. Selain itu, kegiatan seminar mencapai lima kali selama se tahun.
Pada pertemuan yang sama, turut berbagi pengalaman Wakil Ketua FPK Riau, Fakhrunnas MA Jabbar dan M Nasir Penyalai serta Bendahara Sadrianto.
Selama di Palembang, Tim FPK Riau diajak oleh Sultan Palembang berziarah ke Komplek Makam Sultan dan Bangsawan Palembang serta situs sejarah masa silam.
Selanjutnya Staf Sultan Palembang, Ach Nawawi mengajak rombongan mengunjungi Jembatan Ampera, beberapa produsen pempek Palembang dan usaha kuliner rakyat malam hari di tepi sungai Musi di bawah Jembatan Ampera. Didampingi pengurus FPK Sumsel, Indra rombongan mengunjungi Museum Bala Dewa yang banyak mengoleksi pebinggalan sejarah Kerajaan Sriwijaya seperti batu prasasti dan sebagainya.
Di hari terakhir, rombongan berkunjung di rumah kediaman Sultan Palembang, Sultan Iskandar dan turut melepas keberangkatan Tim FPK Riau di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin.(*)