Kanal

Mufid: Kita Mampu Hasilkan 10 Ton Pupuk per Hari

Bukit Meranti, Hariantimes.com - Pabrik pupuk Sarana Tani Utama (STU) mampu memproduksi 10 ton pupuk organik plus per hari.

Pupuk yang diproduksi pabrik yang berlokasi di Desa Bukit Meranti, Kecamatan Siberida, Kabupaten Indragiri Hulu, ini utamanya didistribusikan untuk kelompok tani yang ada di Bukit Meranti dan sekitarnya.

"Setiap hari, pabrik kami bisa memproduksi 10 ton per hari dengan berat 50 kilogram per karung pupuk. Harga pabrik per karung pupuk Rp110.000. Harga ini belum termasuk ongkos kirim," sebut Direktur Utama CV Sarana Tani Utama, Mufid kepada Hariantimes saat meninjau pabrik pupuk CV STU di Desa Bukit Meranti, Kecamatan Siberida, Kabupaten Indragiri Hulu, Jumat (09/11/2018).

Di awal pabrik yang berdiri pada 2009, sebut pria kelahiran Wonosobo, Jawa Tengah 24 November 1955 ini, jumlah produksi pupuk baru 4 sampai 5 karung per hari. Namun seiring perjalanan waktu produksi pupuk yang dihasilkan terus mengalami peningkatan. Bahkan pemasarannya sudah sampai Dharmasraya, Kabupaten Pelalawan, Sungai Pagar, Kandis, Dumai dan Pekanbaru. Dan untuk Provinsi Jambi saat ini masih dalam tahap awal.

"Rata-rata pupuk yang kami produksi pemasarannya ke para petani atau kelompok petani. Dan setiap kelompok tani ada yang membeli satu mobil. Kalau truk fuso sebanyak 20 ton, sedangkan colt diesel 8 ton. Namun saat ini pemasaran pupuk sedikit mengalami penurunan akibat turunnya harga sawit," ujar suami Suwanti ini.

Dikesempatan itu, kakek 4 cucu yang pernah meraih prediket Trans Teladan tingkat nasional tahun 1988 ini menceritakan ihwal dirinya mendirikan pabrik pupuk alam/non sintetis hara makro primer/Pupuk kompos/NPK Plus.

"Banyak petani merasakan mahalnya harga pupuk. Kemudian saya mendirikan pabrik pupuk. Pupuk yang saya produksi kualitasnya baik dan harganya murah. Biar petaninya untung. Karena selama ini petani kadang untung kadang nggak. Kalau harga sawit murah, petani menjerit. Karen pupuknya mahal, sawitnya murah," cerita ayah dua putera ini.

Lalu bagaimana proses produksi pupuk yang dihasilkan pabrik STU ini? Mufid menyebutkan secara manual. Dimana campurannya terdiri dari pupuk kandang, limbah pabrik PKS, kapur, dolomit serta mikroba. Komposisi terbanyak adalah kotoran ternak yakni 70 persen. Sedangkan yang lainnya 30 persen campuran. 

"Untuk bahan baku mikroba bikin sendiri. Dimana campurannya ada terasi, bongkol pisang dan bunga-bungaan. Selanjutnya diolah dan kemudian diperbanyak menggunakan air gula dan tetes air tebu. Jadi pupuk ini pakai mikroba. Sedangkan bahan baku limbah PKS berupa abunya. bahan baku abu PKS ini saya dapatkan dari PKS Inecda. Sementara kotoran ternak berupa kotoran ayam dan kotoran sapi diperoleh dari sekitar pabrik dan Payakumbuh," sebut Mufid yang bermula adalah seorang petani transpir sejak 2 Januari 1984 ini.(ron)

Berita Terkait

Berita Terpopuler