Kanal

Bamsoet: Saya Merintis Karier Wartawan dari Kasta Paling Bawah

Jakarta, Hariantimes.com - Profesi wartawan membuka ruang sangat luas untuk menjadi apapun. 

Bagaimana tidak? Karena wartawan punya akses kepada siapapun dan dapat bertanya tentang apapun.

Hal itu diutarakan Ketua DPR RI Bambang Soesatyo yang pernah menjadi wartawan dalam acara peluncuran buku karyanya “Dari Wartawan ke Senayan" di Kompleks DPR, Senayan, Jakarta. Kamis (25/10/2018).
   
Dalam acara yang dihadiri berbagai tokoh politik nasional dan sesepuh wartawan itu, Bamsoet, pangggilan Bambang Soesetyo, juga mengungkapkan, dirinya merintis karier wartawan dari kasta paling bawah, yaitu reporter baru.

”Waktu itu, karena masih pakai mesin tik, kalau satu dua alinea tulisan kita dianggap sudah tidak bagus, langsung disobek oleh redaktur,” katanya disambung tertawa hadirin. 

Demikian juga kehidupan ekonomi yang sekarang dicapainya dengan tidak mudah dan kerja keras. Bamsoet mengaku merintis bisnisnya dari paling bawah pula, yaitu dari jual beli sayur dan telor di Pasar Induk, Kramat Jati, Jakarta. 

Waktu ditugaskan meliput di Pasar Induk, Bamsoet mengetahui dari pedagang mereka mengambil barang dari Bekasi. Lantas Bamsoet menawarkan diri untuk ikut memasok juga.  

Para pedagang menyetujui sepanjang harganya lebih murah atau sama dari pemasok lainnya. Dengan kendaraan umum dan kendaraan bak terbuka sewaan, Bamsoet bolak-balik Bekasi Pasar Induk. 

“Bekasi waktu itu masih jauh, belum ada jalan tol seperti sekarang,” papar Bamsoet.

Walhasil dia harus kerja keras bangun lebih pagi dan waktu luang dipakai untuk mengurus bisnisnya.
     
Untuk modal, Bamsoet terpaksa menggadaikan jam tangan dan beberapa barang miliknya. Sebab awalnya semua harus bayar kontan. Setelah dipercaya baru kemudian boleh konsinyasi. Dari sana usaha terus melaju sampai sekarang.
     
Harus Transparan

Dalam wawancara dengan  wartawan setelah acara, Bamsoet menegaskan, DPR sebagai lembaga perwakilan rakyat harus dibuat transparan dan responsif. 

“Bukan eranya lagi DPR ekslusif dan tertutup,” tuturnya.

Menurutnya, demokrasi, menuntut partisipasi publik.
    
Bambang menerangkan, banyak yang bertanya kepada dirinya setelah menjadi ketua DPR mau kemana, termasuk apakah mau menjadi ketua umum Golkar. 
Bamsoet menjawab, ”Saya belum berpikir ke arah seperti itu.”

Selama ini Bamsoet memang dikenal produktif menulis buku. Kali ini bukunya diterbitkan oleh Gramedia Kompas dan dibantu sunting oleh beberapa wartawan senior.

Hadir dalam acara peluncuran buku itu antara lain, Ketua Umum Nasdem Surya Paloh, pengusaha Chaerul Tanjung, tokoh pemuda Yapto Suryosumarno, budayawan Hardi,  tokoh pers Artides, Iskadi SK, Panda Nababan dan sejumblah anggota DPR dari lintas partai.(rls)

Berita Terkait

Berita Terpopuler