Kanal

Ian Machyar: Saya Harap Tim Bisa Solid, Setia dan Sehati

Pekanbaru, Hariantimes.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Riau sudah mengeluarkan pengumuman Daftar Calon Tetap (DCT) DPRD Provinsi maupun DPRD Kabupaten/Kota.

Salah satu calon tetap itu ada nama H Ian Machyar yang maju melalui Partai PKS dengan nomor urut 5 untuk pemilihan calon anggota DPRD Riau di daerah pemilihan (dapil) Pekanbaru 1.

"Pada pertemuan ini diawali dengan pembentukan tim yang saya harap bisa solid atau yang setia dan sehati," sebut Yan Mahyar saat melakukan pertemuan dengan belasan teman dekatnya dalam rangka berbagi saran dan pendapat terkait majunya Ian Machyar pada pileg 2019 mendatang.

Pertemuan itu berlangsung di sebuah cafe di kawasan Rumbai, Sabtu (06/10/2018) sore menjelang petang.

Pria yang sudah berusia 64 tahun ini menyebutkan, tim ini adalah orang-orang dekat secara bathin. Yakni terdiri dari teman-teman lamanya dari satu perusahaan yang sama dulunya. 

"Jadi setelah terbentuk tim, di setiap kecamatan nanti akan saya lakukan yang namanya Penanggung Jawab (PJ). Artinya, di setiap kecamatan itu ada orangnya. Yang  mana orang itu nanti akan melakukan langkah-langkah kongkrit. Seperti melakukan mapping lebih detil, termasuk akan melaksanakan program sentuhan. Karena program sentuhan ini bagus sekali. Meski tadi saya sempat terpikirkan juga, tapi apa gitu. Jujur saja, kali ini banyak keterbatasan. Tapi saya melihat aturan sekarang, yang ada di Bapilu secara tidak langsung juga membantu para caleg-caleg yang punya dana terbatas dengan adanya aturan yang ketat tersebut," ucap Ian Machyar.

Kalau dulu, sebut Ian Machyar lagi, tidak ada aturan seketat seperti sekarang. Dimana caleg yang punya uang memiliki peluang lebih besar. Tapi sekarang, malah tidak demikian.

"Tadi teman-teman sudah menyampaikan, bahwa uang itu perlu tapi bukan segala-galanya. Dan saya pun ada, tapi terbatas. Yang harus keluar ya memang keluar, tapi bukan jor-joran seperti orang kelebihan uang, tentu tidak. Tapi saya tetap optimis dengan tim yang solid, maping yang benar dan door to door (pendekatan langsung ke hati) Insya Allah, se izin Allah, saya bisa," tutur Ian Machyar.

Selaku caleg pendatang baru, sebut Ian Machyar, tentu berbeda dengan caleg petahana yang sudah bertungkus lumus disitu dan bahkan sudah bergerak dari tahun lalu. Sedangkan dirinya mengaku baru. Walaupun tidak begitu optimis, tapi itu harus dilakukan. Door to door harus dilakukan. Tentu dengan semangat yang kuat.

"Namun demikian, saat door to door itu saya harus didampingi. Misalnya di satu kecamatan itu saya dimana saja. Dan itu akan saya lakukan," ujar Ian Machyar seraya berharap kepada tim yang sudah terbentuk, sejalanlah apa yang dikatakannya dengan apa dilakukannya. 

'Terkadang omongannya manis-manis. Contohnya saja kartu nama. Saya ada mendapatkan di tim yang lain, kartu nama itu ada di mobil dia, bertumpuk-tumpuk. Mungkin ada ribuan. Kenapa sampai begitu? Ahh biarkan sajalah, katanya. Padahal orang si caleg itu pakai uang susah payah ngumpulin uang sedikit demi sedikit untuk membuat kartu nama. Karena tujuan kartu nama itu, satu kartu nama untuk satu orang. Nah di dalam mobil masih ada ribuan kartu nama.Dan saya tidak mau begitu. Makanya, tim yang dibentuk ini saya pilih orang-orang dekat. Sahabat-sahabat sewaktu di PT Indah Kiat dulu. Karena dulu saya pernah menjabat direktur di PT Indah Kiat tahun 2000 dengan jumlah karyawan sekitar 12.000 orang. Bayangkanlah. Satu-satunya orang pribumi. Kemudian saya mengundurkan diri dan pindah ke berbagai perusahaan. Di Bumi Siak Pusako. Bahkan sempat menjabat sebagai vice president di Hutaean. Jadi, saya tahu mana yang 'angkat telur', mana yang asli, tau lah. Bisa terbaca. Itu karena umur saya yang sudah 64 tahun, cucu sudah 4. orang cucu. Tapi tim saya ini rata-rata orang yang dekat, ikhlas dan jumlahnya pun sedikit. Buat apa banyak-banyak, ngomong doang. Saya harap tim ini berbuat yakni dengan motto Satu Kata Dengan Perbuatan. Ngomong begini, ya perbuatannya begitu juga. Kalau tim saya sudah begitu, saya yakin apa yang tujuan akan bisa terwujud. Contoh kartu nama, bisa nggak diedarkan untuk 100 orang? Ok mas saya ambil 500, tapi di mobil disimpan. 400an ditinggal, 20 diedarkan. Itu kan tidak satu kata dengan perbuatan," papar Ian Machyar mengakhiri.(ron)

Berita Terkait

Berita Terpopuler