Kanal

Harris Jelaskan Bagaimana Kabupaten Pelalawan Bangkit dari Ketertinggalan

Pelalawan, Hariantimes.com - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Pemilihan Provinsi Riau Edwin Pratama Putra SH melakukan pertemuan dengan Bupati Pelalawan HM Harris, Selasa (11/08/2020). 

Pertemuan yang berlangsung di Kampus Sekolah Tinggi Teknologi Pelalawan (ST2P) Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan ini dihadiri juga oleh Wakil Bupati Pelalawan H Zardewan, Anggota DPRD Kabupaten Pelalawan Afrizal SSos, Direktur ST2P Prof.DR Detri Karya, para Kepala OPD, Forkompinda serta Perwakilan Kampus ST2P Pelalawan.

Dalam pertemuan itu, Bupati Pelalawan HM Harris memaparkan serta menjelaskan bagaimana Kabupaten Pelalawan bangkit dari ketertinggalan daerah dibandingkan dengan Kabupaten lainnya di Indonesia setelah lepas dari Kabupaten Induk yaitu Kabupaten Kampar pada tahun 1999.

Harris menambahkan, di awal kepemimpinannya cukup berat mengubah Kabupaten Pelalawan yang masuk kategori tertinggal menjadi kabupaten yang lebih baik. 

"Dengan membawa visi di periode pertama memimpin yakni Pembaharuan Menuju Kemandirian Pemerintah dan Masyarakat Kabupaten Pelalawan,  dimana dibutuhkan perubahan pola pikir untuk dapat bergerak maju melepas ketertinggalan melalui 7 Program Prioritas. Dimana 5 di antaranya adalah mengejar ketertinggalan daerah melalui Program Cerdas, Pelalawan Sehat, Pelalawan Terang, Pelalawan Lancar dan Pelalawan Makmur. Sementara 2 di antaranya adalah mendukung kebijakan nasional melalui Pelalawan Inovatif dan Pelalawan Eksotis melalui wisata Bono yang menjadi ikon nasionalnya pariwisata  Kabupaten Pelalawan di Pusat," ulas Bupati Pelalawan dua periode ini.

Untuk di periode keduanya, sebut Harris, mengusung visi yakni Inovasi Menuju Pelalawan Emas. Selain mengusung 7 Program Strategis, Kabupaten Pelalawan juga menjadi menjadi salah satu dari lima techno park  percontohan di Indonesia. Karena Pelalawan memiliki techo park yang diharapkan akan mendorong pengembangan inovasi dan peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat sekitar.

"Pemerintahan Kabupaten Pelalawan dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah mengembangkan kawasan techno park Pelalawan sebagai wahana edukasi, pengembangan inovasi, dan teknologi sawit. Dan techno park Pelalawan merupakan kawasan Techno Park terluas di Indonesia yang mencapai 3.754 hektare. Kawasan ini terbagi atas tujuh zona. Antara lain pendidikan, riset, pemukiman, industri, pemukiman, konservasi, komersial, dan zona publik. Pemerintah pusat  sangat mendukung keberadaan techno park di Pelalawan. Apalagi dalam kawasan ini telah berdiri Sekolah Tinggi Teknologi Pelalawan (ST2P) sehingga akan membantu dunia pendidikan tinggi. Dan Pemerintah sangat mendukung ST2P Pelalawan, karena membangun sumber daya manusia khususnya, di kabupaten Pelalawan," papar Harris.

Disamping itu, jelas Harris, Pemerintah Kabupaten Pelalawan juga sudah memiliki Pelabuhan Sokoi di Kecamatan Kuala Kampar. Pelabuhan ini menjadi pintu akses perdagangan dan wisatawan dari Singapore dan Malaysia untuk masuk ke Provinsi Riau, bahkan Indonesia untuk menikmati wisata bono yang merupakan gelombang atau ombak yang terjadi di Muara Sungai Kampar. 

"Ombak Bono Sungai Kampar merupakan suatu fenomena alam akibat adanya pertemuan arus sungai menuju laut dan arus laut yang masuk ke sungai akibat pasang yang terjadi pada bulan November dan Desember. Bono Pelalawan ini adalah fenomena alam gelombang, yang konon hanya ada 2 di dunia, yaitu Indonesia di Riau Kabupaten Pelalawan dan satu lagi di Amazon, Brasil,” jelas Harris.

Sementara itu, Anggota DPD RI Edwin Pratama,SH menilai apa yang telah dilakukan oleh Bupati Pelalawan HM Harris di dua periode kepemimpinannya tidak hanya bagi kepentingan daerah saja. Tetapi sudah memikirkan untuk Provinsi Riau kedepannya, bahkan negara Indonesia ini. 

"Saya melihat sekarang kita lebih banyak melakukan ekspor komoditi perkebunan sawit keluar dan tidak kalah pentingnya dengan kemampuan dan SDM yang dimiliki oleh generasi muda Pelalawan. Sekarang tak ada salahnya Pemerintah Pusat melihat potensi Kabupaten Pelalawan untuk diperhitungkan. Karena Pelalawan memiliki kawasan strategis sumber energi pengolahan dan juga jalur pendistribusian keluar melalui pelabuhan Sokoi. Kita ketahui, Kota Dumai sekarang sudah menumpuk dan banyak pengolahan sawit disana. Kedepan kita pikirkan Pelalawan. Karena potensi itu ada dan cost untuk pendistribusian lebih mahal melewati Dumai. Ini menjadi pekerjaan rumah saya untuk 4 tahun ini bagi Pelalawan. Untuk saya bawa ke Pemerintah Pusat," beber Anggota DPD RI kelahiran Kabupaten Kampar ini.(*)

Berita Terkait

Berita Terpopuler