Kanal

Ma'ruf Amin: Dulu Gus Dur Juga Kiyai Bisa Jadi Presiden

Jakarta, Hariantimes.com - Bakal Calon Wakil Presiden (Cawapres) KH Ma'ruf Amin mengaku heran kepada pihak yang tak setuju sosok kiyai menjadi pendamping Joko Widodo (Jokowi) pada Pilpres 2019 mendatang.

Bahkan, Ma'ruf menegaskan, sebelumnya sosok kiyai juga pernah memimpin Indonesia yaitu Abdurrahman Wahid alias Gusdur.

"Ada orang mengatakan kenapa pak Jokowi pilih pak kiyai, kiyai ga usah urus negara, ngaji aja. Saya bilang memangnya kiyai tidak boleh? kalo politisi boleh, pengusaha boleh, TNI-Polri boleh, masa kiai tidak boleh? Apa kiyai cukup jadi pemadam kebakaran saja, tukang doa saja. Ini barangkali juga, Dulu Gus Dur juga kiyai bisa jadi presiden. Lalu sekarang saya jadi cawapres," tegas Ma'ruf kepada wartawan di Rumah KMA, Jalan Saharjo, Jakarta Selatan, Minggu (16/09/2018).

Ketua MUI non-aktif ini pun juga enggan mempermasalahkan soal umurnya yang sudah menginjak ke angka 75. Sebab, Ma'ruf menganggap umur tak mempengaruhi seseorang di dalam memimpin negara.

"Ada lagi yang bilang Kiyai Ma'ruf tua. Siapa bilang saya masih muda? Semua orang juga tau saya tua. Pak Jokowi juga. Tapi mungkin beliau memang butuh didampingi yang tua. Tapi ada juga yang bilang Kiai Ma'ruf masih lebih muda dibanding Mahatir. Maka ketika kemarin saya ke Kuala Lumpur, Mahatir mengatakan mudah-mudahan pak Jokowi-Ma'ruf terpilih. Kemudian ketika berdiri di samping beliau saya ternyata lebih muda dibanding mahathir. Semangat saya bangkit lagi," pungkasnya.

Mengenai adanya usulan dalam debat capres-cawapres menggunakan bahasa Inggris, Ma'ruf meminta usulan tersebut untuk tak mengada-ada. Ma'ruf khawtir adanya usulan tersebut akan menjadi awal mula munculnya ide debat menggunakan bahasa lainnya. Seperti Bahasa Arab.

"Saya kira jangan mengada-ada. Jangan nanti ada orang minta bahasa Arab," katanya.

Oleh karena itu, Ma'ruf menegaskan, dalam debat untuk tetap menggunakan bahasa Indonesia. Dikarenakan harus menggunakan bahasa yang dimiliki bangsa sendir.

"Bahasa apalagi saya kira orang Indonesia ya bahasa Indonesia lah," pungkasnya sembari mengklaim, pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin digandurngi oleh kaum milenial hingga emak-emak. Bukan hanya dukungan dari generasi milenial, Ma'ruf menyebutkan bilamana pasangan Jokowi-Ma'ruf juga disukai kaum emak-emak. Padahal selama ini emak-emak selalu dikaitkan dengan cawapres Sandiaga Uno.

"Ternyata Jokowi-Ma'ruf banyak dukungan dari milenial juga. Mileneal juga banyak suka, emak-emak juga. Pasti sampai hari ini kita masih unggul di milenial dan masih unggul di emak-emak," tegas Ma'ruf.

Untuk diketahui, hasil survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menunjukkan pasangan Joko Widodo (Jokowi)-KH. Ma’ruf Amin unggul lima dari enam segmen kantong pemilih dibandingkan pasangan bakal Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Salah satu yang unggul adalah segmen pemilih perempuan atau 'emak-emak. Di segmen ini, Jokowi-Ma’ruf Amin memiliki perolehan suara 50,2 persen, sementara Prabowo-Sandiaga 30,0 persen.(*/ron)

Berita Terkait

Berita Terpopuler