Meranti, Hariantimes.com - "Becak becak.....†Begitu teriakan seorang wanita diantara suara laki-laki, memanggil calon penumpang yang turun dari terminal Tanjung Harapan, Kabupaten Kepulauan Meranti.
Teriakan itu dilontarkan oleh Irawati (38) kepada calon penumpanya di Pelabuhan Tanjung Harapan.
Ibu empat orang anak ini sudah delapan tahun menjalani profesinya sebagai jasa pengantar penumpang dengan becak motor. Bahkan Irawati juga pernah melakoni profesi sebagai tukang ojek selama 10 tahun.
Bunda Ira, begitu panggilan akrabnya dikalangan tukang becak di kawasan itu, menjalani profesi sebagai tukang antar penumpang menyusuri belantara jalanan Kota Selatpanjang, lengkap dengan aksesori khas ojek masker, sarung tangan, jaket tebal, jilbab dan helm.
Menjalani profesi tukang becak motor yang selama ini identik dengan dunia lelaki tentu saja akan menemui banyak tantangan, ia harus gesit menawarkan jasanya dengan para lelaki, belum lagi adanya anggapan dan cemoohan dan cibiran atas pekerjaan yang digelutinya, bahkan ada yang menganggap itu susah bagi perempuan.
Untuk itulah Irawati agak nyaman mengantar khusus kaum perempuan, namun dia juga tidak pernah mengelak jika ada penumpang laki-laki.
Semua itu dilakukannya demi keluarga, terutama anak-anaknya agar bisa mengubah hidupnya menjadi lebih baik. Tak ada yang berbeda dengan wanita lainnya, tapi perjuangannya yang pantang menyerah dan tegar serta selalu mendekatkan diri kepada Tuhan patut diteladani.
Ira menuturkan, pekerjaan keras itu tidak akan digelutinya sepanjang hidupnya. Walaupun dirinya masih punya impian untuk mengubah nasib lebih baik lagi. Untuk itulah, Ira menyisihkan sebagian pendapatannya di dalam celengan setiap harinya untuk bekal di kemudian hari.
"Pekerjaan ini akan saya lakoni sampai saya sudah tidak berdaya lagi. Karena ini lah pekerjaan yang nyaman, sekaligus bantu suami dalam mencukupi kebutuhan keluarga," tutur Ira.
Setiap hari, Ira bekerja mengendarai becak motornya tidak kurang dari delapan jam. Pendapatan yang dinilai kurang membuat Ira harus membawa penumpang hingga malam hari. Dan suaminya pun tidak mempermasalahkan hal itu, asalkan bisa menjaga diri agar terhindar dari bahaya jalanan.
"Keluar dari rumah itu sekitar pukul 9.00 WIB pagi, karena harus menyiapkan sarapan anak- anak sebelum pergi ke sekolah. Dan pulangnya pukul 06.00 WIB petang. Tak jarang ada juga membawa penumpang sampai malam. Setiap hari untuk mencari Rp80 ribu saja susah itu belum lagi dengan biaya minyak dan motor yang terkadang rusak," ujarnya.
Saat ini, Ira akan melahirkan anaknya yang kelima. Kondisi perut yang sudah membesar tidak menyurutkan niatnya untuk terus mengendarai becak motornya demi mengumpulkan lembaran rupiah.
"Ini sudah masuk bulan, kata dokter seminggu lagi saya sudah akan melahirkan," kata Irawati.
Perjuangan wanita ini sangat kuat.
Untuk itu teman sesama pengojek menganggap dialah pahlawan bagi keluarganya yang bekerja dari fajar hingga senja untuk mewujudkan keinginan dalam mengubah hidupnya.(*)
Penulis :Tengku Harzuin