Kanal

Tim MRI-ACT Kuansing Satroni Kediaman Bu Arsih

Teluk Kuantan, HarianTimes.com - Tim MRI-ACT (Masyarakat Relawan Indonesia - Aksi Cepat Tanggap) Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) satroni kediaman Arsih si ibu 1 anak penderita Tumor Ganas diatas lutut bagian paha kiri.

Tim MRI-ACT Kuansing menceritakan keberadaan masyarakat miskin yang menderita penyakit tumor ganas yang merupakan warga Sungai Buluh Kecamatan Singingi Hilir, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Provinsi Riau.

Pada Ahad, 15 September 2019 Tim MRI-ACT (Masyarakat Relawan Indonesia-Aksi Cepat Tanggap) Kuansing mendatangi kediaman Bu Arsih yang merupakn pengidap penyakit Tumor Ganas di kaki kirinya. Bu Arsih merupakan berasal dari Tasikmalaya dan mulai menetap di Kabupaten Kuantan Singingi sejak tahun 2014 dan tinggal Bersama anak laki-lakinya yang berumur 12 tahun dan berstatus siswa SD kelas 5 di SDN Sungai Buluh.

Bu Arsih berstatus janda bercerai dengan mantan suaminya. Kesehariannya Bu Arsih berjualan dan tinggal di rumah Hibah dari masyarakat. Rumah tersebut memiliki 1 kamar mandi dan tidak ada sumur. Bu Arsih berpenghasilan lebih kurang Rp 50.000 per hari saat ramai pembeli, lalu ketika sepi pelanggan Bu Arsih hanya mendapatkan sebesar Rp10.000," demikian Tim MRI-ACT Kuansing menceritakan terkait warga penderita tumor ganas tersebut kepada HarianTimes.com, pada Senin malam (16/9/2019).

Mengenai penyakit yang dideritanya selama kurang lebih 4 tahun belakangan ini, Maghvira Darsi Sekjen MRI-ACT Kuansing melanjutkan, berawal pada 26 Agustus 2016 silam dokter memvonis penyakit yang di deritanya adalah tumor ganas dan dokter menyarankan untuk di amputasi.

"Dengan keterbatasan biaya, Bu Arsih tidak ada melakukan konsultasi lebih lanjut. Ketika ada terasa sakit-sakit Bu Arsih hanya pergi ke klinik terdekat dengan biaya dari BPJS dan bantuan tetangga dekat rumahnya," ulas Vira, begitu perempuan bercadar itu kerap disapa.

Menurut informasinya, Bu Arsih pernah melakukan Kemoterapi, tetapi sering ber_efeksamping ke tubuhnya menjadi tidak stabil. "Bukan hanya itu, akibat dari kemoterapi Bu Arsih pernah muntah darah," lanjutnya.

Masih menurut Vira yang ketika itu didampingi oleh beberapa rekannya seperti Murianis, Jekha Saqban Saputra, dan teman lainnya, dari tuturan Bu Arsih, "Ya begini lah keadaan saya saat ini, kalau sedang sakit saya hanya bisa menahannya dan hanya memperiksakan keadaan saya ke Puskesmas terdekat, tidak ada tindak lanjutan untuk berobat kerumah sakit (RS) yang lebih bagus karena tidak ada biaya,  dan kadang dari penghasilan jualan minuman pop ice dan gorengan sosis hanya cukup untuk makan sehari-hari, kadang kadang juga tidak cukup untuk biaya sekolah anak," katanya menirukan.

Saat ini, Bu Arsih hanya menunggu bantuan relawan yang mau mengobatinya dan bantuan suka rela dari tentangga tetangga dekat rumahnya," tandasnya seraya berharap ada kepedulian dari pihak lain terhadap hal ini. (*)



Editor : Dt Hendra Riko Purnomo

Berita Terkait

Berita Terpopuler