Kanal

Neno: Saya Bukan Penjahat. Saya Juga Nggak Melakukan Hal yang Jahat

Pekanbaru, Hariantimes.com - Video penghadangan terhadap Hj Neno Warisman oleh aparat di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, Sabtu (25/08/2018) viral di media sosial (medsos), terutama d Facebook.

Dalam Video berdurasi sekitar 4.38 menit itu, Hj Neno Warisman menceritakan bagaimana kronologis penghadangan terhadap dirinya oleh aparat. Sehingga, Neno Warisman sempat tertahan di dalam mobil yang sudah disediakan dr Dian Thabrani hingga malam di gerbang keluar Bandara SSK II, Pekanbaru.

Dalam video itu, Hj Neno Warisan mengawali ceritanya dengan mengucapkan, "Bismillahirohmanirohim. Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Saya masih berada di dalam mobil. Bagi semua masyarakat yang mengikuti apa yang terjadi di Pekanbaru, Tanah Melayu yang Mulia. Izinkan saya menceritakan dari awal bagaimana kami datang dan kemudian beberapa aparat meminta kepada kami, terutama saya untuk masuk ke ruangan yang mereka inginkan. Tetapi, karena saya memang tujuan kita semuanya adalah melakukan hal yang baik dan tidak ada yang perlu dibicarakan. Saya memang terus berjalan ke arah mobil, dr Diana Thabrani yang sudah sediakan. Dan saya masuk ke dalam mobil. Sampai kemudian diujung, dipenghujung atau batas antara jalan dengan bandara itu ada gerbang yang kemudian dipenuhi oleh aparat dan banyak sekali wartawan. Dan itu terjadi mulai upaya untuk terus menerus secara bergantian ada shabara, aparat-aparat banyak yang terus berusaha mendesak agar saya kembali ke bandara. Nah tetapi, saya tidak mengerti kenapa musti kembali, sehingga saya tetap memilih untuk tetap berada di dalam mobil. Dan dengan ditemani oleh dr Dian, di dalam mobil beliau saya tetap menunggu aparat bekerja. Menungu dan menunggu sampai sekarang di dalam mobil sudah sekian jam berlalu. Dan ini sudah waktunya pukul 06.00 WIB sore sudah lewat dan sekarang sudah pukul 07.00 WIB malam. Datuk Budi dari lembaga Laskar Melayu Bersatu itu melakukan negosiasi, tetapi aparat tidak mau membuka pintu, walaupun sudah tidak ada apa-apa. Ketika tadi ada aksi kecil, mobil juga dilempari dengan air mineral, di kaca depan mobil pecah disitu dan kemudian juga ada alat keras, benda keras. Saya kasihan pada mobilnya Bu Dian, tetapi mudah-mudahan sekarang belum ada kepastian apapun, masih berjalan teman-teman FPI dan Laskar Melayu sudah ada di depan dan saya masih berada di balik pintu gerbang dan tidak bisa keluar. Walaupun sudah negosiasi dilakukan, saya tetap tidak paham. Saya bukan penjahat. Saya juga nggak melakukan hal yang jahat. Saya juga bukan orang yang punya kasus tersangka. Saya ingin melakukan hal yang baik. Yang baik, hal yang baik. Dan ini dijamin oleh undang-undang. Ini konstitusional, legal, sah, tidak melanggar apapun, tetapi izinkan saya meminta doa dari semua masyarakat semoga Allah SWT melembutkan hati para pemimpin, orang-orang yang memiliki kekuasaan untuk hatinya menjadi lembut dan kemudian saya dapat tetap bersama teman-teman keluar dari bandara ini. Dan Allah SWT menyelesaikan semua urusan dengan sebaik-baiknya. Dengan doa semua muslim dan muslimat dan tentu saja bukan hanya kaum muslim, tapi juga teman-teman saya semua dari lintas se agama yang saling mencintai dengan saya sejak lama. Teman-teman saya beragama Khatolik, Hindu, Buddha, semuanya kami saling mencintai. Dan doanya semuanya, semoga penahanan ini berakhir."

Untuk diketahui, Ustadzah Hj Neno Warisman datang ke Pekanbaru dalam rangka menghadiri acara aksi Deklarasi #2019GantiPresiden. Namun, saat baru menginjakkan kakinya di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, bukan disambut dengan baik oleh aparat dan sejumlah massa yang tidak setuju dengan aksi Deklarasi #2019GantiPresiden.

Malah, Neno Warisman yang saat itu didampingi dr Dian Thabrani mendapat perlakukan yang tidak baik. Selain tertahan di dalam mobil yang akan membawanya menuju tempat acara aksi Deklarasi #2019GantiPresiden selama berjam-jam lamanya di pintu gerbang masuk Bandara SSK II Pekanbaru, kaca depan mobil pun pecah akibat lemparan botol air mineral oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Menyedihkan memang. Sikap aparat seperti ini malah akan membuat masyarakat semakin membenci penguasa saat ini. Sikap ini hanya akan memperburuk situasi politik nasional.

Seharusnya, jika kegiatan Neno Warisman itu konstitusional, maka aparat wajib melindungi dan aparat hukum juga wajib menangkap pihak yang menghambat kegiatan dimaksud. Karena dijamin oleh undang-undang.(*/ron)

Berita Terkait

Berita Terpopuler