Kanal

Bagus Santoso: Pemerintah Perlu Menjamin Kepastian Harga

Bengkalis, Hariantimes.com - Anjloknya harga getah karet masih terus berlanjut dan belum tahu lagi kapan akan naik. 

Petani karet berkeluh kesah sedih, namun mengaku pasrah serta berharap pemerintah tanggap tidak tutup mata agar harga jual kembali normal.

Hal tersebut terungkap di setiap pertemuan dalam acara bertajuk tembus 125 desa keliling kampung bersama anggota DPRD Provinsi Riau dari Fraksi PAN,  Bagus Santoso. 

Seperti yang dikemukakan tokoh pemuda Desa Mentayan Ishak dan  Ketua RW Dusun Meranti Belah Desa Bantan Tengah Kabupaten Bengkalis, Ramlan. 

“Jangankan untuk membangun, untuk makan sehari- hari saja kami kesusahan. Sekarang kami ini bisa bertahan untuk hidup saja sudah syukur,” ujar Ramlan 

Sebagaimana diketahui, hampir 6 bulan harga karet di Pulau Bengkalis terjun bebas dari Rp15 ribu menjadi Rp6 ribu.

Kondisi ini diperparah dengan datangnya musim kemarau. Sehingga hasil karet juga berkurang rata-rata 50 persen.

Akibatnya, petani karet tidak hanya kesulitan dalam keuangan. Tapi juga merasakan efek domino yang lainnya seperti macetnya angsuran pembayaran barang dan jasa, tersendatnya membayar biaya sekolah anak dan menanggung beban biaya lainnya.

Sulitnya, perekonomian masyarakat menjadi persoalan yang sangat serius. Apalagi, selama lima tahun terakhir program kerja pemerintahan pusat dan daerah terkendala karena berbagai faktor. Khusus di Kabupaten Bengkalis masyarakat juga turut prihatin dengan banyaknya pejabat yang terkena kasus hukum terutama tindak pidana korupsi.

“Kami juga turut prihatin dengan sejumlah persoalan hukum yang menimpa pejabat pemerintahan. Maka kami juga tidak banyak menuntut dengan kondisi sekarang,” imbuh tokoh masyarakat Bantan Tengah, Mbah Bahri. 
Perlu Pasar Lelang Karet
Anjloknya harga karet juga terjadi di Kabupaten Rokan Hulu, hanya saja masih cukup lumayan dibandingkan di Pulau Bengkalis.
Harga karet di Desa Air Panas Rp9.505, meski lebih tinggi dari Bengkalis.

Namun menurut petani karet di Desa Air Panas, harga tersebut masih tercatat sebagai harga terendah. Sebab sebelumnya, harga normal berkisar Rp15. 000. Bahkan, petani karet pernah merasakan manisnya bau karet mencapai harga Rp26 ribu perkilo.

Berdasarkan pengamatan lapangan keberdaan pasar lelang karet bisa menjaga harga dari semena-menannya pengusaha karet. Untuk itu tidak ada salahnya petani karet di Bengkalis  mencontoh keberadaan pasar lelang karet seperti di Rohul.

“Langkah yang bagus, kalau buat pasar lelang seperti di Rohul, agar toke karet tidak seenaknya sendiri mematok harga, petani yang terus dirugikan disamping perlunya pemerintah menjamin kepastian harga,” kata Bagus Santoso memberikan solusi.(*/ron) 

Berita Terkait

Berita Terpopuler