Kanal

Bagus Santoso: Kampung dan Kebun Sudah Dimakan Laut

Bengkalis, Hariantimes.com - Abrasi di daratan Pulau Bengkalis semakin parah. 

Tidak hanya bibir pantai yang terjun kelautan, tetapi sudah menjamah pemukiman dan perkebunan warga.

“Abrasi Pulau Bengkalis sangat parah. Kondisi ini perlu tindakan cepat untuk upaya penyelamatan. Ini sudah bencana tidak main- main, kampung dan kebun sudah dimakan laut,” kata anggota DPRD Provinsi Riau Bagus Santoso SAg MP saat kunjungan kerja Ke Bengkalis,  Senin (25/02/2019).

Bagus Santoso yang pada pemilu 2019 akan maju ke DPR RI dari Dapil Riau 1 ini mengungkapkan, semua desa-desa bagian utara Bengkalis  diterjang abrasi. Yakni dari ujung pulau Desa Teluk  Pambang, Bantan Air, Mentayan, Selat Baru, Jangkang sampai Pangakalan Batang.

"Untuk mengatasi abrasi diminta pemerintah pusat melakukan program dan kegiatan penanggulangan bencana abrasi Pulau Bengkalis dari APBN. Karena pulau ini gerbang Indonesia dengan negara jiran. Wajib Jakarta memprioritaskan. Ini sudah bencana,” kata anggota DPRD Riau dari Fraksi PAN ini.

Sebelumnya, pria yang akrab disapa Mas Bagus ini melihat abrasi Desa Mentayan Dan kemarin berlanjut  ke Desa Teluk Pambang didampingi Kades M Ali dan warga melihat kondisinya sudah parah dan mempihatinkan. Pemerintah desa mengakui tidak mampu menghadapi bencana abrasi. 

“Terus terang, desa tidak sanggup membangun pemecah ombak. Dan ini menjadi beban pikiran dan beban moral saya sebagai kepala desa. Mohon suara kami di desa didengarkan oleh pemerintah kabupaten, provinsi terutama pusat,” ujar M Ali sambil menunjuk bahwa sekitar 2 kilometer dari tempatnya tegak daratan sudah menjadi lautan Selat Melaka.

Berdasarkan penelitian Dosen Teknik Sipil Universitas Riau, Sigit Sutikno, abrasi selain hantaman gelombang laut dan pertahanan hutan mangrove minim, laju abrasi juga akibat alih fungsi lahan menjadi kebun sawit. 

Diketahui fenomena alih fungsi lahan untuk perkebunan sawit oleh PT Meskom pada ujung Pulau Bengkalis adalah penyebab utama laju abrasi. Kondisi Pulau Bengkalis, semula ditutupi mangrove, hutan rawa gambut dan tanaman laut, berubah jadi lahan sawit sekitar 11.000 hektar.

Bila dilihat perubahan garis pantai selama 26 tahun menurut Sigit, Pulau Bengkalis sudah kehilangan 1.504,93 atau, 42,57 hektar rata-rata per tahun.

Pantai Pulau Bengkalis memang rawan abrasi. Selain wilayahnya berada pada dataran rendah sebagian besar berupa tanah gambut sekitar 75 persen apalagi kini tidak terlindungi mangrove sementara ombak Selat Melaka langsung menerjang setiap saat.(*/ron) 

Berita Terkait

Berita Terpopuler