Kanal

Jalan Rigit Kelemantan-Sekodi Senilai Rp9,6 M Banyak Retak

BENGKALIS, Hariantimes.com - Belum genap satu tahun, proyek peningkatan jalan lingkar pulau Bengkalis tepatnya di Desa Kelemantan menuju Desa Sekodi, Kecamatan Bengkalis dengan sistem rigit senilai Rp9,4 miliar (M) saat ini banyak yang retak.

Proyek yang  dikerjakan oleh CV Alita dengan Konsultan Pengawas PT Abata Rencana Karyanusa dibagun sejak Agustus 2022 dan selesai dikerjakan di Desember 2022. Bahkan di awal Januari hingga Juni 2023 masih dalam tahap pemeliharaan.

Namun dari pantauan di lapangan, jalan rigit sepintas memang terlihat mulus. Namun setelah dilihat dari dekat, ada belasan titik retak bagian jalan rigit tersebut. Jika dibandingkan dengan pembangunan jalan sebelumnya yakni 2021 di ruang jalan yang sama kondisinya sangat berbeda.

Bahkan dari informasi di lapangan, dalam proyek tersebut juga ada temuan BPK RI perwakilan Riau. Sedangkan setelah pengerjaan pada akhir Desember 2022 lalu, kondisi jalan yang terlihat mulus sempat ada patahan atau retak di bagian sisi tengah jalan.

Namum pada waktu itu masih ada masa pemeliharaan selama 6 bulan. Meski wartawan sudah menemukan bukti dan fakta lapangan pada April 2023 lalu, sehingga kondisi jalan yang retak sudah sempat diperbaiki oleh rekanannya sampai berakhir masa pemeliharaan pada Juni 2023 lalu.

Bahkan ketika ditanya ke Kepala Bidang Jalan dan Jembatan Dinas PUPR Kabupaten Bengkalis Irjauzi Syaukani sempat meminta waktu untuk mengecek ke lapangan.

"Tunggu saya cek dulu ke anggota di lapangan," ucapnya singkat beberapa pekan lalu.

Kemudian dijawab Irjauzi dengan memperlihatkan gambar petugas yang memperbaiki jalan beton yang rusak dan retak sebagai tanda sudah diperbaiki.

Sementara itu, proyek yang dikerjakan melalui  sumber anggaran dari APBD melalui Dinas PUPR Kabupaten Bengkalis masa anggaran 2022, selesai pengerjaannya pada Desember yang lalu, kini sudah banyak yang retak retak.

Tentunya hal ini menjadi pertanyaan bagi masyarakat luas terkait proses pengerjaan proyek tersebut, di mana proyek yang dikerjakan tentunya sudah mendapatkan pengawasan dari konsultan dan pihak dinas terkait.

"Ini juga menjadi tanda tanya bagi kita semua, terkait hal tersebut apakah kurangnya pengawasan atau bagaimana sehingga hal tersebut bisa terjadi," ucap Wawan, salah seorang warga setempat, Kamis (12/10).

Namun karena wartawan kurang puas dengan jawaban yang disampaikan Irjauzi, akhirnya wartawan pada, Kamis (12/10) siang turun ke lapangan mengecek kebenaran dari konfirmasi yang disampaikan Kabid Jalan tersebut.

Makanya dari pantauan di lapangan, panjang jalan yang dikerjakan rekanan kontraktor sekitar lebih kurang 500 meter, dengan kontur tanah disampingnya tanah liat, namun kondisi jalanya agak bergelombang dan terlihat retakan-retakan di sejumlah titik disepanjang jalan tersebut.

Bahkan pengecekan yang dilakukan mulai dari ujung jalan terakhir aspal beton, sampai pada sambungan jalan sebelumnya, ada puluhan titik retakan jalan yang hanya ditambal dengan semen saja. Sehingga retakan-retakan jalan tersebut terlihat jelas.

Namun kondisi itu dibantah Kabid Jalan Irjauzi. Ia menyebutkan, sudah diperbaik dengan cara menyuntikkan cairan semen di titik beton yang retak.

"Sudah diperbaiki dengan cara disuntikkan cairan semen pada bagian jalan yang retak," ucapnya.

Namun fakta di lapangan, cairan itu dimasukan ke dalam bagian yang retak bukan dengan cara disuntik dengan membuat lobang yang dibor, melainkan hanya ditambal bagian retaknya, sehingga ketika kering terjadi retak kembali.

"Ya, tak mungkin disuntikkan cairan semen. Kalau memang disuntik tentu terlihat bagian yang retak itu dibor terlebih dulu. Tapi ini tidak, hanya disemen saja dibagian atas yang retak. Sehingga proyek mahal dengan kwalitas bagus yang diinginkan masyarakat tidak sesuai harapan dan fakta di lapangan," ucap Amek, salah seorang rekan wartawan yang turun ke lapangan siang itu.(don)

 

Berita Terkait

Berita Terpopuler