Kanal

PWI Rohul Asah Kemampuan Wartawan Menulis Feature

Sumbar, Hariantimes.com - Persatuan Wartawan Indonesia Rokan Hulu (PWI Rohul) mengasah kemampuan anggotanya dalam menulis karya jurnalistik. Salah satunya menulis feature atau karangan bebas.

Kegiatan yang dilaksanakan di Hotel Cavery Beach, Bungus, Padang, Sumatera Barat (Sumbar) pada Sabtu (29/04/2023) dan Minggu (30/04/2023) itu diikuti 19 orang wartawan.

Ketua PWI Rohul Amin Syukri mengatakan, kegiatan yang diberi tema 'In–depth Writing Workshop Penulisan Feature Pariwisata' itu dilaksanakan untuk meningkatan kemampuan wartawan, khususnya anggota PWI di Rohul.

“Kami ingin menampilkan karya jurnalistik yang enak dibaca, mudah dimengerti, dan tak bertele-tele. Sehingga berita yang disuguhkan kepada publik bisa lebih menarik dan tidak kaku," ujar Amin sembari mengungkapan, dalam pelatihan tersebut PWI Rohul menghadirkan dua narasumber yang merupakan wartawan senior di bidang penulisan berita feature. Di antaranya Firdaus Abie merupakan Direktur dan Pemimpin Redaksi Rakyat Sumbar dan Syam Irfandi yang merupakan Chief Of Center Language, literature & Culture Studies.

"Kita menghadirkan wartawan senior untuk membimbing rekan-rekan dari PWI Rohul dalam penulisan feature. Keduanya adalah Firdaus Abie dan Syam Irfandi. Kita berharap dengan adanya pelatihan ini, wartawan bisa menyerap ilmu yang disampaikan narasumber. Sehingga nantinya dapat memberikan kontribusi yang baik bagi publik," harap Amin.

Sementara dalam kegiaitan tersebut, Direktur Harian Rakyat Sumbar, Firdaus Abie menyampaikan trik dan cara penulisan berita feature.

Dijabarkannya, feature adalah seni menulis keindahan jurnalistik dengan menggambarkan, merasakan. Kemudian, disajikan dengan cara bertutur, sehingga bisa dirasakan oleh pembaca secara mendalam. Feature juga menggambarkan atau melukiskan hal-hal yang tidak ada dipermukaan atau dalam straight news.

"Untuk itu, saya mengajak peserta agar menulis feature harus melakukan penggalian lebih dalam, kemudian tulis dulu apa yang mau akan ditulis agar bisa mengalir saat menyajikannya," ajaknya.

Di tempat yang sama, Syam Irfandi mengatakan, berkenaan dengan pariwisata, model jurnalisme sastrawi sangat cocok diterapkan dalam penulisan in-depth Feature karena dapat memberi nilai lebih pada rasa kepada pembaca.

“Bila sebuah tulisan adalah tubuh, jurnalisme sastrawi dianalogikan sebagai roh yang menghidupkan tulisan itu sendiri, sehingga pembaca benar-benar merasakan pengalaman penulis saat memaparkan liputan terkait pariwisata,” imbuh Syam

Meski ragam jurnalisme sastrawi menerapkan unsur-unsur sastra dalam penulisan, katanya, namun tetapi tetap mengutamakan kaidah jurnalistik.

“Ini karya jurnalistik, bukan fiksi. Jadi tetap mengedepankan kaidah jurnalistik dalam penulisannya. Tetap ada unsur 5W1H, cover booth side bahkan wajib taat pada aturan sebagaimana tertuang pada kode etik jurnalistik, Pedoman Penulisan Ramah Anak serta berbagai regulasi atau undang-undang yang berlaku,” ungkap Syam lagi.

Syam menambahkan, karya jurnalistik dalam bentuk in-depth tidak akan pernah tergerus masa. Meskipun berita atau kejadiannya sudah berlangsung lama, namun tetap enak dibaca.

Di akhir kegiatan, Syam Irfandi menyerahkan buku berjudul "Dancing of Paper" Selected Poems & Short Stories kepada Penasehat PWI Rohul Maruba P Habeahaan, Engki Prima Putra dan Ketua PWI Rohul Amin Syukri.(rls)

Berita Terkait

Berita Terpopuler