Kanal

UGM Kembangkan Alat Deteksi Covid-19

Jakarta, Hariantimes.com - Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerjasama dengan Badan Intelijen Negara (BIN), TNI AD dan pihak swasta antara lain PT Hikari, PT YPTI, PT Stechoq, PT Nanosense Instrument dan PT Swayasa Prakarsa mengembangkan alat deteksi Covid-19 yang disebut GeNose.

GeNose merupakan teknologi pengendus elektronik cepat dan berbiaya rendah, serta dengan sensitivitas tinggi untuk mendeteksi Covid-19 melalui embusan napas.

"Kami sangat menyambut baik teknologi dari UGM. Harapannya, alat ini bisa menjadi solusi bagi upaya skrining yang cepat, murah dan akurat. Covid-19 ini istilahnya penyakit yang menyasar saluran pernapasan kita. Jadi pendeteksian lewat embusan napas sangat tepat," ujar Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro dalam keterangan tulis, Jumat (25/09/2020).

Dijelaskannya, GeNose bekerja secara cepat dan akurat mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC) yang terbentuk karena adanya infeksi Covid-19 yang keluar bersama napas seseorang. Napas akan diambil dan diidentifikasi melalui sensor-sensor yang kemudian datanya akan diolah dengan bantuan kecerdasan artifisial (Artificial Intelligence) untuk pendeteksian dan pengambilan keputusan.

"Selain unsur kecepatan dan keakurasian, GeNose didesain sangat mudah digunakan sehingga dapat dioperasikan oleh seseorang secara mandiri dan efisien," sebut Menristek seraya memapatkan, GeNose merupakan inovasi pertama di Indonesia untuk pendeteksian Covid-19 melalui embusan napas yang aplikasinya terhubung dengan sistem cloud computing atau komputasi awan untuk mendapatkan hasil diagnosis secara real time. GeNose juga mampu bekerja secara paralel melalui proses diagnosis yang tersentral di dalam sistem sehingga validitas data dapat terjaga untuk semua alat yang terkoneksi. Data yang terkumpul di dalam sistem selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk keperluan pemetaan, pelacakan, dan pemantauan penyebaran pandemi secara aktual.

"Menariknya lagi pengembangan GeNose yang memanfaatkan pendekatan Revolusi Industri 4.0 dalam hal ini kecerdasan artifisial. Penguasaan konsep big data dengan kecerdasan artifisial menjadi kunci dari akurasi GeNose," tambah Menteri Bambang.

Uji profiling (kalibrasi) pada alat ini juga sudah dilakukan dengan menggunakan 615 sampel data valid di Rumah Sakit Bhayangkara POLDA DI Yogyakarta dan Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid-19 Bambanglipuro di Yogyakarta. Hasilnya menunjukkan tingkat akurasi tinggi, yaitu 97 persen. Selanjutnya, GeNose akan memasuki tahap uji klinis yang akan dilakukan secara bertahap dan tersebar di sejumlah rumah sakit di Indonesia.

Keandalan alat, keakurasian data, dan kesahihan metode yang diterapkan diharapkan bisa meningkatkan keyakinan pengguna akhir untuk segera mengadopsi aplikasi GeNose bagi kepentingan masyarakat luas.

"Tentunya sebagai kementerian yang bertanggung jawab terhadap perkembangan riset dan inovasi di Indonesia. Kemenristek/BRIN siap mendukung penuh pelaksanaan uji klinis tahap kedua, termasuk dukungan pembiayaan. Sehingga pengembangan GeNose bisa sesuai dengan time table jadi harapan bulan Desember sudah bisa dimanfaatkan masyarakat luas," tutur Menteri Bambang.(*)

Berita Terkait

Berita Terpopuler