Kanal

FFVP Berhasil Kurangi Karhutla di 750 Ribu Ha Lahan di Tiga Kabupaten

Pangkalan Kerinci, Hariantimes.com - Asia Pacific Resources International Limited (APRIL) melalui Program Fire Free Village Program (FFVP) cukup berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat terkait bahaya yang dihasilkan dari Karhutla di Riau.

Selama enam  tahun program ini berjalan, terbukti menekan dan mengurangi dan karhutla di 750 ribu hektare (ha) lahan yang berada di tiga kabupaten, yakni Pelalawan, Siak dan Kepualauan Meranti.

Direktur PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) yang merupakan bagian dari APRIL Grup, Mulia Nauli menyebutkan, pengurangan tersebut bisa dicapai atas kerjasama semua pihak, baik dari pemerintah, dunia usaha dan tentu saja masyarakat untuk keberhasilan ini. Disamping itu, RAPP juga menggandeng pemuka agama setempat seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Forum Komunikasi Umat Beragama serta sejumlah LSM dan kelompok pecinta lingkungan sebagai mitra seperti Yayasan Laskar Alam, Kelompok Pecinta Lingkungan (KPL), dan Perkumpulan Tapak. Selain itu, sosialiasasi juga dilakukan kepada siswa, mulai dari ditingkat dasar dan menengah.

“Kita semua memiliki peranan penting dalam melakukan upaya pencegahan karhutla. Bersama-sama kita harus melindungi dan menjaga tempat dimana kita tinggal, beraktifitas dan dimana keluarga kita bertumbuh. Berbagai macam cara dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada seluruh unsur masyarakat, mulai dari sosialisasi secara langsung, melalui komik untuk siswa sekolah, dan melalui film,” tutur Mulia.

Mulia menjelaskan pilot project program ini dimulai pada tahun 2014. Dan empat desa tercatat sebagai peserta. Tahun 2015 jumlah desa peserta FFVP melonjak menjadi 18 desa. Kemudian pada tahun 2017 dan 2018 program tersebut diikuti masing-masing oleh 18 desa dan Sembilan desa. Tahun 2019 RAPP kembali melakukan MoU dengan sembilan desa yang berada di wilayah operasional perusahaan sehingga total peserta FFVP sudah mencapai 79 desa.

“Tahun 2020 ini ada 30 desa di Kabupaten Siak, Pelalawan dan Kepulauan Meranti. Program tidak hanya berfokus pada penekanan jumlah karhutla, tetapi juga menngombinasikan aspek pemberdayaan melalui FFVP. Masyarakat di desa yang tergabung dalam FFVP, didukung untuk membuka lahan tanpa bakar dan mengelola lahan dengan metode bertani degan baik. Hal ini dilakukan sebagai altenatif sumber penghasilan keluarga sehingga mereka bisa mencapai kesejahteraan secara sosial dan ekonomi melalui praktik yang memperhatikan keberlanjutan lingkungan,” jelas Mulia.

Program ini memiliki 5 elemen utama yaitu penghargaan kepada desa yang tidak terjadi kebakaran selama 3 bulan, keterlibatan crew leader untuk mendukung pencegahan kebakaran, memberikan bantuan pembukaan lahan melalui peralatan pertanian, meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya pembukaan lahan dengan cara membakar serta pemantauan kualitas udara melalui perangkat PM10 di 7 desa.(*)

Berita Terkait

Berita Terpopuler