Jakarta, Hariantimes.com - Hoaks masih marak beredar di masyarakat. Berdasarkan data yang ada, dampak hoaks dan disinformasi berdampak buruk bagi masyarakat.
Dimulai dari yang terkecil, bisa menyebabkan generasi muda jadi kontraproduktif karena waktunya tersita akibat saking terlalu sering melihat berita di media sosial.
Padahal, keberadaan berita itu belum tentu benar dan bisa dipertanggungjawabkan. Juga bisa menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap suatu fakta. Selain itu, dampak yang paling mengancam adalah dapat memicu perpecahan. Dan perpecahan sangat merusak. Salah satunya warisan dari para pendiri bangsa, Bhineka Tunggal Ika.
"Memang saat ini adalah era post-truth. Tapi berbagai pengalaman atas efek buruk dari hoaks, disinformasi, dan sejenisnya itu, sudah sepatutnya menjadikan kita semua mawas diri. Ada Bhineka Tunggal Ika yang harus kita jaga. Apabila mendapatkan suatu berita ataupun kabar, ditelitilah terlebih dahulu kebenarannya agar kita tidak menimpakan kerugian pada diri sendiri ataupun orang lain," kata Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono usai mengunjungi Masjid Jami' Istiqomah di Jakarta Barat, Jumat (28/02/2020).
Kapolri sendiri, sebut Wakapolri, juga sudah tegas menyatakan melalui 7 Program Prioritas yang salah satu isinya adalah Pemantapan Harkamtibmas (Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat-red).
"Untuk itu, saya menghimbau masyarakat agar senantiasa menghindarkan diri melakukan perbuatan maksiat, perbuatan tercela dan perbuatan pidana. Segera putus rantai hoaks dan disinformasi itu," pungkas Wakapolri.(*)