Kanal

KSRS Pekanbaru Luncurkan Empat Buku

Pekanbaru, Hariantimes.Com - Penyair dari berbagai provinsi di Indonesia dan Asean merayakan Hari Puisi Indonesia (HPI) di Pekanbaru dan Kampar Kiri, sejak tanggal 3 hingga 5 Agustus 2018.

Berbagai kegiatan dilaksanakan, mulai dari diskusi, kunjungan ke Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau, temu ramah dengan Wali Kota Pekanbaru, jelajah puisi ke Rantau Kampar Kiri Gunung Sahilan, Padang Sawah dan Rimbang Baling, hingga susur Sungai Subayang.

Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan Komunitas Seni Rumah Sunting (KSRS) Pekanbaru ini berakhir dengan malam puncak perayaan yang ditandai dengan peluncuran buku dan Aksi Panggung Penyair Asean (Appa).

Ada empat buku yang diluncurkan sekaligus, yakni antologi puisi berjudul Kunanti di Kampar Kiri persembahan Rumah Sunting, antologi puisi berjudul 999 sehimpun puisi penyair Riau persembahan MAJELIS Sastra Riau (MSR), Kami, elegi yang Ditinggal Pergi persembahan Forum Literasi Remaja (FLR) Riau dan buku Cipang Warisan Leluhur yang (hiang) Nyata persembahan Walhi Riau berkerjasama dengan Rumah Sunting.

‘’Buku yang berjudul Cipang memang bukan buku puisi tapi buku yang berisikan tentang sejarah, kebudayaan dan tradisi masyarakat Cipang Raya, Kabupaten Rokan Hulu ini sangat sesuai dengan tema HPI tahun ini; Puisi Jalan Merawat Tradisi. Buku ini diterbitkan Walhi Riau yang merupakan salah satu donatur perayaan HPI termasuk yang membiayai terbitnya buku Kunanti di Kampar Kiri,’’ sebut Pimpinan Rumah Sunting, Kunni Masrohati.

Buku antologi puisi yangn sengaja diterbitkan Rumah Sunting sempena HPI dengan Judul Kunanti di Kampar Kiri ditulis oleh 140 penyair dari seluruh provinsi di Indonesia dan negara-negara Asean dengan jumlah puisi sekitar 187.

Sedangkan puisi yang masuk ke panitia lebih dari 600 judul dengan jumlah penyair lebih dari 200 orang. Puisi yang terbit dalam buku ini melalui proses kurasi dengan kurator Fakhrunnas MA Jabbar (Riau), Ahmadun Yuso Herfanda (Jakarta) dan Iyut Fitra (Sumbar).

‘’Semua puisi Kunanti di Kampar Kiri yang masuk di email panitia dikirimkan semua kepada kurator. Lalu kami seleksi dan hanya kurang dari 200 puisi yang lolos kurasi. Meski ini bukan lomba, tapi mau tidak mau memang seperti perlombaan. Artinya, kami mencari yang terbaik, dan yang terbaik ini yang berhak masuk ke dalam buku antologi. Lumrahnya memang begitu. Antusias penyair dari berbagai wilayah di Indonesia bahkan mancanegara sangat luar biasa. Kurator dan panitia selalui berdiskusi aktif selama proses kurasi berlangsung melalui grup WA, dan kami sering berdebat untuk menentukan puisi-puisi terbaik itu,’’ ujar salah seorang kurator yang juga dipercayai sebagai kurator buku puisi 999, Fakhrunnas MA Jabbar.

Peluncuran buku ini ditandai dengan penandatangan poster oleh pihak-pihak terkait. Di antaranya Gubernur Riau diwakili Kepala Dinas Kebudayaan Yose Rizal Zein, Presiden Penyair Indonesia Sutardji Calzoum Bachri, Raja Kerajaan Rantau Kampar Kiri Gunung Sahilan HT Muhammad Nizar didampingi para kholifah dan panglima, Direktur Eksekutif Walhi yang diwakili Fandi Rahman, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Riau atau yang mewakili, Ketua FLR Muhammad De Putra dan Kunni Masrohanti.

Buku-buku secara simbolis diserahkan kepada perwakilan penyair asal Thailand, Singapura, Vietnam dan Malaysia serta Gubernur Riau atau yang mewakili.

‘’Perayaan Hari Puisi di Riau ini selalu digemakan setiap tahun dan dihadiri penyair-penyair dari berbagai provinsi di Indonesia dan juga mancanegara. Ini harus didukung dan pertahankan,’’ ungkap Kepala Dinas Kebudayaan Yoserizal Zein.(*/ron)

Berita Terkait

Berita Terpopuler