Kanal

Berjuang Memadamkan Api Biar Langit Bisa Biru

MANGGALA Agni bukan hanya digeluti oleh kaum Adam saja. Melainkan juga dilakoni oleh kaum Hawa. Tidak percaya? 

Leni Susanti salah satu contohnya. Ibu satu anak ini sudah menekuni profesi sebagai 'pemburu api' di lahan gambut sejak tahun 2004. Berikut penuturan wanita energik yang akrab disapa Leni ini kepada media saat diwawancarai khusus di Markas Manggala Agni Daerah Operasi (Daops) Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Provinsi Riau, Kamis (11/04/2019).

Sebelum Leni masuk ke Manggala Agni Daops Rengat, rupanya sudah ada 2 srikandi yang bertungkus lumus memadamkan api. Kedua srikandi itu yakni Melda dan Eva. Mereka bergabung ke Manggala Agni Daops Rengat sejak tahun 2003.

Selama berkecimpung di Manggala Agni, banyak suka duka yang dialami oleh Leni. Dukanya, untuk menuju lokasi pemadaman rutenya terlalu berat. Terkadang di perjalanan saja untuk menempuh jarak sangat susah dan payah. Belum lagi masuk ke lokasi pemadaman. Sudah jalannya terjal-terjal dan bergambut-gambut pula. Terkadang dalam pemadaman sempat mengalami kesusahan dalam menempuh jarak untuk memadamkan api. Karena lahan yang terbakar itu semuanya areal lahannya bergambut.

Bahkan ada suatu ketika di perjalanan mau ke lokasi pemadaman, Leni jatuh setengah badan masuk ke dalam kanal.  Saat itu Leni berusaha menyeberangi kanal yang ada di lokasi lahan yang terbakar. Dalam keadaan tubuh yang basah, Leni dibantu keluar dari dalam kanal oleh anggota TNI dan Polri.

Disamping itu, personil Manggala Agni Daops Rengat juga mengalami kesulitan dalam memadamkan api. Karena gambut itu jika terbakar sulit sekali untuk dipadamkan. Itu dikarenakan kedalaman gambut bermacam-macam. 

Sedangkan soal sukanya, Leni menuturkan, bisa pergi ke tempat-tempat atau daerah lain. Daerah-daerah yang macam mana gitu.

Bicaea respon keluarga, terutama suami terkait begitu beratnya tugas dan kerja seorang Manggala Agni ini. Secara lugas Leni menyampaikan, bahwa keluarga terkhusus suami dan anak menyokong profesi yang dilakoni saat ini. Karena masuk ke Mangga Agni tentu sudah ada konsekuensi. Yaitu tidak ada untuk keberatan terhadapnya dalam menjalankan tugas. Meski saat tugas, sempat menginap di lokasi. Apalagi sebelumnya, suami Leni juga sempat bekerja di Manggala Agni Daops Rengat. Karena dalam satu kantor tidak boleh berdua, maka suami Leni mengalah untuk resaign. Dan Leni tetap bekerja di Manggala Agni. 

"Jadi kami udah komitmen untuk tidak diperbolehkan pergi atau gimana gitu. Kalau keluarga saya pun, orangtua alhamdulillah mendukung dalam pekerjaan ini," ucap Leni.

Sementara bicara honor yang diterima pun Leni menyatakan, alhamdulillah mencukupi untuk kebutugan keluarga. Alhamdulillah honor yang diterima Leni saat ini sebesar Rp 2.500.000,-. Sedangkan jika ada lembur, itu tergantung kebijksanaan pimpinan. Meski demikian, Leni dan kawan-kawan Manggala Agni tidak pernah merasa itu sebagai beban. Walau rute yang ditempuh sangatlah berat. Seperti saat Leni dan kawan-kawan di BKO kan ke Rupat, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Dimana waktu tempuh perjalanan saja lebih kurang 12 jam. Dan itu belum sampai ke lokasi pemadaman. Artinya, berat selama dalam perjalanan ketimbang berat untuk bekerja untuk jarak pemadaman yang jauh. Berat diperjalanan daripada untuk bekerja. 

Namun demikian, dari waktu ke waktu kerja nyata Manggala Agni yang begitu berat dengan tugasnya terus mengalami kemajuan. Dimana dari tahun 2004 yang belum ada apa-apanya, sampai saat ini yang sudah maju pesat. Dan alhamdulillah, sekarang Manggala Agni semakin lama semakin maju. 

Karena itu, Leni sangat berharap sekali ada titik terang dari pemerintah untuk mengangkat personil Manggala Agni sebagai Pegawai Negeri.

"Tolong perjuangkanlah kami  Manggala Agni ini. Karena resiko dalam untuk memadamkan api ini sudah tidak tanggung-tanggung. Memang berhadapan betul dengan api. Begitu perjuangan kami untuk memadamkan api biar langit bisa biru, anak-anak bisa sekolah tanpa menghirup udara kotor dan manusia sehat. Itu yang kami harapkan. Tolong perjuangkan kami Manggala Agni. Intinya, tolong perjuangkan. Dibantu kami sesuai prosedur kerjanya," harap Leni mengakhiri wawancaranya.

Garda terdepan dalam pengendalian karhutla

Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) Manggala Agni tentu tidak hanya sebagai pemadam saja, tapi juga upaya pencegahan.  

Kegiatan yang utama seperti patroli rutin, patroli mandiri dan patroli terpadu bersma instansi terkait, melaksanakan sosialisasi penyadartahuan atau penyuluhan, serta aksi pembukaan lahan tanpa bakar PLTB dan juga kegiatan lainnya.

"Selama ini, kami (Masyarakat Pecinta Api/MPA) bekerjasama dengan Manggala Agni dengan baik. Ada masalah, Manggala Agni itu cepat tanggap. Namun jika ada yang tidak bisa mereka cover, kami dari MPA yang ikut membantu. Kerjasama itu sudah berlangsung sejak saya menjadi Ketua MPA Rengat yaitu dari tahun 2017. Tapi sebelumnya kan sudah ada MPA yang lama. Itu memang sudah dibimbing oleh Manggala Agni. Dan bahkan jika ada setiap kejadian kebakaran, ujung tombaknya ya Manggala Agni dan MPA. Karena kami dengan Manggala Agni itu ibarat seperti sumpah yaitu pantang pulang sebelum padam kalau umpama ada kebakaran atau kejadian kebakaran. Jadi kalau ada kebakaran besar, kami siang malam dengan Manggala Agni. Kalau ada makanan kita sama-sama makan. Kalau lapar ya sama-sama lapar," terang Ketua MPA wilayah Rengat Suhrtono saat diwawancarai hariantimes.com saat berkunjung ke Desa Talang Jerinjing Kecamatan Rengat Timur, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Kamis (11/04/2019).

Menurut Suhartono, kerjasama Manggala Agni dengan MPA dalam memadamkan karhutla boleh diacungi jempol. Bagaimana tidak? Karena tanpa ada bimbingan dari Manggala Agni, MPA akan bingung. Tapi alhamdulillah, dengan adanya Manggala Agni ini, kesemangatan MPA tetap tumbuh. 

"Setiap kami bingung, umpama ada masalah-masalah mengenai karhutla itu saya mengadu ke Manggala Agni dan Manggala Agni cepat tanggap," ujar Suhartono.

Lalu kendala apa yang dilihat MPA terkait kegiatan Manggala Agni dalam melakukan sosialisasi, pencegahan dan pengendalia karhutla? Suhartono menyampaikan, yang menjadi kendala yang jelas soal transportasi. Karena mengingat lahan  akses jalan ke lokasi lahannya susah dan jangkauannya agak jauh juga.

"Terkait kendala itu, sudah saya pernah disampaikan kepada pemerintah daerah. Bahkan juga sudah saya usulkan kepada kepala desa. Kepala desa juga menyatakan akan diajukan ke dinas," katanya.(ron)

Berita Terkait

Berita Terpopuler