Kanal

Bagus Santoso Bedah Buku Demokrasi Wani Piro

Pekanbaru, Hariantimes.com - husus pada tahun politik 2019 ini, Bagus Santoso berhasil menyusun 3 buku. 

Tiga buku tersebut yaitu Demokrasi Wani Piro, Dinamika Politik Riau dan Mahar Politik dan Kontestasi. 

Buku Demokrasi Wani Piro merupakan buku ketiga karya besar Bagus Santoso. Sedangkan Buku Dinamika Politik Riau direncanakan akan dibedah di Kampus STAIN Bengkalis, tempat dimana Bagus Santoso menekuni kuliah jenjang S1. Sedangkan Buku Mahar Politik akan dibedah di Kampus Pascasarjana Universitas Nasional (UNAS), kampus dimana Bagus Santoso menempuh jenjang Doktoral Ilmu Politik.

Buku  Demokrasi Wani Piro dipilih dibedah di Gedung Perpustakaan DPRD Riau. Dengan pertimbangan,
bahwa bagian Perpustakaan merupakan gudang ilmu, tetapi belum dioptimalkan dan belum ditunjang dengan program dan kegiatan yang memadai. 

Padahal Lembaga DPRD juga memiliki Gedung perpustakaan yang layak untuk kegiatan, sekaligus bisa menjadi pusat informasi. Apalagi lembaga DPRD sejatinya yang paling dekat dengan masyarakat, tidak lain menjadi sebuah panggung dimana simbol-simbol teori dan ilmu pengetahuan dipentaskan.

Bedah buku ini juga menegaskan anggota DPRD sebagai corong dan cermin pelaku politik yang dituntut profesional memiliki kemampuan pengetahuan dan siap memberikan informasi strategis, dalam peran penting untuk membangun masyarakat memajukan dan menjayakan daerah Riau.

Buku Demokrasi Wani Piro berisi 220 halaman, terdiri dari 3 sub bab. Pertama Demokrasi , Politik dan Kekuasaan. Kedua Riau, Masa Kini dan Masa Depan. Ketiga Politik Desa Hidup itu Anugerah. 

Buku dengan pengantar Saiman Pakpahan Pengamat Politik, Dosen Universitas Riau dan Ruslan Ismail Mage Direktur Eksekutif Sipil Institut Jakarta diterbitkan oleh Nusamedia Bandung dan dicetak di Yogyakarta. 

Pada buku bersampul hitam ini, juga ditaburi berbagai komentar dan pandangan dari ahlinya para pakar, profesional, akademisi, wartawan dan politisi. Antara lain M Hapiz (Pemred Riau Pos), Ahmad S Udi (Pemred Riauterkini.com), Doni Rahim (Pemred Haluan Riau), Yanto Budiman Situmeang (Wakil Pemimpin Umum Tabloid Azam), Zulmansyah Sekedang (Ketua PWI Provinsi Riau), Dheni Kurnia (wartawan Senior yang juga mantan Ketua PWI) serta Saiman Pakpahan (Akademisi).

Seperti diketahui Bagus Santoso tahun sebelumnya telah berhasil menerbitkan dua buku. Yaitu buku Menantang Elit Parpol di Kampus UIN tahun 2007 dan buku Merakyat Tak Dapat Dibuat-buat tahun 2014. 

Bagus Santoso adalah anggota DPRD Riau yang sudah menjabat 2 periode yakni 2009-2014, 2014-2019 dari Fraksi Partai Amanat Nasional. 

Tahun 2004 -2009, Bagus Santoso sudah menjadi Wakil Ketua DPRD Bengkalis. Meski menjadi wakil rakyat, Bagus Santoso tetap aktif menulis diberbagai media cetak dan online. Tulisannya selalu dinantikan pembaca, karena gaya tulisanya renyah. Sehingga enak dibaca dan dipahami. Tulisannya berdasar fakta dan unik, karena selalu mengajak pembaca larut ke dalam alam yang ditulis, lalu diajak bersama-sama memberikan solusi nyata. 

Mantan wartawan Riau Pos yang dikenal meakyat ini, sampai sekarang mendapat kehormatan tetap menulis dengan mengisi kolom interupsi pada halaman Politika koran Riau Pos setiap Senin. 

Seakan untuk memberikan kenangan berharga sekaligus menutup masa akhir jabatan DPRD Riau, Bagus Santoso mengambil momentum yang tidak semua politisi bisa membacanya. Yaitu bedah buku di Gedung DPRD tempatnya bekerja dan berkarya 10 tahun. 

Seperti agenda rutin membuka lembaran tahun politik jelang pesta lima tahunan pemilu 2019, Bagus Santoso sangat siap untuk menapaki langkah lebih tinggi yaitu naik kelas meraih kursi DPR RI menuju Gedung Senayan, tidak “kaleng- kaleng” Bagus Santoso sangat sigap menyiapkan senjata, salah satu bukunya Berjudul Mahar Politik dan Kontestasi akan dibedah di Jakarta, semoga akan menjadi senjata ampuh mantan wartawan berhasil tembus Gedung Senayan.(*)

Berita Terkait

Berita Terpopuler