Kanal

UPF dan VOIST Gelar Konferensi Perdamaian Internasional di Jakarta

Jakarta, Hariantimes.com - Universal Peace Federation (UPF) dan The Voice of Istiqlal (VOIST) menyelenggarakan konferensi sehari di Aula Al-Fattah Masjid Istiqlal di Jakarta, Indonesia, Senin (16/10/2023).

Konferensi perdamaian internasional menyerukan kerukunan beragama, dialog, dan ketenteraman karena ketegangan berkobar di Timur Tengah.

Tema yang diangkat pada acara ini adalah “Peran Pemerintah, Masyarakat Sipil dan Kerja Sama Lintas Agama dalam Membangun Bangsa.”

Sekretaris Jenderal UPF Indonesia 
Alfred Forno mengatakan, hampir 100 peserta dari kalangan politik, akademisi, dan semua tradisi agama hadir. Dan program ini dimulai dengan perwakilan dari enam agama menuangkan air ke dalam satu mangkuk yang melambangkan upaya bersama mereka untuk mencapai perdamaian.

Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof Dr KH Nasaruddin Umar memanjatkan doa dan kemudian menyambut kedatangan para delegasi.

Pada kesempatan itu, Prof Dr KH Nasaruddin Umar menyoroti kerja lintas agama yang luas dari Masjid Istiqlal dan berbicara tentang terowongan bawah tanah yang baru dibuka yang menghubungkan Masjid dengan gereja katedral tertua di Indonesia. Terowongan Silaturahmi atau Terowongan Persahabatan melambangkan kerja sama dan persaudaraan antaragama karena Istiqlal merangkul semua tradisi agama.

“Istiqlal tidak hanya diperuntukkan bagi umat Islam. Tetapi juga untuk semua orang tanpa memandang latar belakang agama mereka," kata Imam Besar.

Penyandang kedua, UPF, adalah jaringan individu dan organisasi internasional dan lintas-agama yang berdedikasi untuk mencapai perdamaian dunia. Didirikan oleh Dr. Hak Ja Han Moon dan mendiang suaminya Dr. Sun Myung Moon.

Dua asosiasi UPF menjadi bagian dari acara ini. Asosiasi Internasional Anggota Parlemen untuk Perdamaian dan Asosiasi Lintas-agama untuk Perdamaian dan Pembangunan.

Sebagai NGO yang berstatus konsultatif umum dengan Dewan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa, UPF mendukung karya Perserikatan Bangsa-Bangsa, khususnya di bidang bangun-damai antaragama, pendidikan perdamaian, dan penguatan perkawinan dan keluarga dengan program kegiatan di lebih dari 150 negara.

Ketua UPF Asia Pasifik adalah Hon Ek Nath Dhakal yang dua kali menjabat Menteri Pemerintahan dari Nepal dalam pesan utamanya mencatat, bahwa di dunia saat ini terdapat konflik dan terorisme dalam politik, masyarakat, ekonomi, budaya dan bahkan dalam agama. Akibatnya, nilai-nilai inti bersama semakin terkikis.

Hon Ek Nath Dhakal kemudian menyerukan tindakan dengan mengatakan, komunitas global harus bersatu untuk mendukung demokrasi dan institusi-institusinya sambil mengutuk segala bentuk terorisme melalui upaya terpadu.

Para pembicara utama adalah sebagai berikut: Hon. Yasril A Baharuddin (Ketua Asosiasi Internasional Anggota Parlemen untuk Perdamaian-Indonesia), Amb KH Abdul Wahid Maktub (Mantan Duta Besar Indonesia dan Ketua Jaringan Indonesia Maju), Hon Dave Laksono (Anggota DPR RI), Prof Dr Alwi Shihab (mantan Menteri Luar Negeri Indonesia) dan Utusan Khusus Presiden untuk Timur Tengah dan Organisasi Kerja Sama Islam dan Pres Masaichi Hori (Presiden, Federasi Keluarga untuk Unifikasi dan Perdamaian Dunia dan Unifikasi Asia Pasifik).

Sementara itu Presiden International Media Association for Peace (IMAP) UPF Indonesia, Mercys Charles Loho mengatakan, para pembicara dan peserta dalam dialog ini menyampaikan keprihatinan yang semakin besar terkait konflik Israel dan Palestina. Mereka mengutuk kekerasan yang terjadi terhadap warga sipil, mendesak aktor-aktor penting untuk memberikan bantuan darurat kepada semua warga sipil, dan segera melakukan gencatan senjata.

Dua sesi diadakan pada sore harinya, masing-masing bertajuk: “Landasan Bersama untuk Kerukunan Beragama, Keamanan dan Perdamaian Abadi” dan “Forum Pemuda Lintas Agama untuk Perdamaian dan Kerukunan.”(rls)

Berita Terkait

Berita Terpopuler