Kanal

Masyarakat Pulau Mendol Helat Kenduri Besar, Kunni Masrohanti Diundang Baca Puisi

Pelalawan, Hariantimes.com - Perjuangan masyarakat Pulau Mendol Kecamatan Kuala Kampar, Kabupaten Pelalawan berbuah manis.

Hak Guna Usaha (HGU) perkebunan sawit seluas 6.055,77 hektare yang dipegang PT Trisetia Usaha Mandiri (TUM) akhirnya dicabut oleh Menteri Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) lewat Surat Keputusan Nomor 1/PTT-HGU/KEM-ATR/BPN/I/2023, pada 24 Januari 2023 lalu.

Atas keberhasilan mengambil hak atas tanah sendiri dari pemerintah yang selama ini dikelola PT TUM dengan status HGU itu, masyarakat Pulau Mendol menghelat Kenduri Besar dengan mengundang Presiden Penyair Perempuan Indonesia.(PPI) yang juga Budayawan Riau Kunni Masrohanti untuk membaca puisi, Minggu (19/02/2023).

"Pada kesempatan ini, kami mengundang Kunni sebagai tokoh perempuan, aktivis lingkungan, budayawan dan juga Presiden Penyair Perempuan Indonesia. Kami mengundang Kunni untuk.membaca puisi di hadapan.masyarakat," kata Tokoh masyarakat Riau asal Kampar Kazzaini Ks yang juga tokoh pers dan Ketua Yayasan Sagang ini dalam keterangan tertulis yang dikirimkan ke hariantimes.com, Minggu (19/02/2023).

Kazzaini menyebutkan, pencabutan HGU PT TUM ini merupakan buah dari perjuangan masyarakat Pulau Mendol yang menolak kehadiran perusahaan perkebunan sawit tersebut. Dan kemenangan masyarakat Pulau Mendol ini menjadi preseden baik pada awal tahun politik 2023, membawa harapan terjadi penerbitan kebijakan serupa sepanjang tahun politik 2023 dan jelang Pemilu 2024.

"Pencabutan HGU PT TUM ini merupakan buah dari perjuangan masyarakat Pulau Mendol yang menolak kehadiran perusahaan perkebunan sawit tersebut. Dan ini juga sebuah kemenangan yang tidak dapat dilepaskan dari perjuangan almarhum Said Abu Supian yang secara konsisten mendorong pencabutan HGU di atas tanah kelahirannya," katanya.

Sementara itu, Kunni saat dimintai komentarnya mengungkapkan rasa bangganya atas semangat masyarakat Pulau Mendol dalam melakukan perjuangan.

"Saya diundang masyarakat Pulau Mendol melalui Pak Kazzaini untuk membaca puisi. Saya tak bisa menolak. Apalagi ini untuk masyarakat. Dan, Saya melihat semangat masyarakat Pulau Mendol begitu besar, kuat dan kompak dalam perjuangan ini," tutur Kunni.(*)

Adapun puisi yang dibacakan Kunni dalam kesempatan ini berjudul:


Inilah Tanah Tempat Hidup dan Mati Kami; Pulau Mendol

Karya Kunni Masrohanti

Assalamualaikum Penyalai, tanah tepi kuala, tempat tumbuh syair, pantun dan madah bermutiara
Tegak di tanahmu, adalah mengenang tumbuh besar tubuh-tubuh kecil kami, menghirup harum aroma yang mencuat dari batang-batang padi, mencecap segar nyiur kelapa pagi hingga pagi,  mengingat betapa di sinilah asal muasal kami.

Assalamualaikum Penyalai, pulau mendol yang damai
Anyir arus kualamu mengayun tubuh kecil kami di atas sampan bekajang
melaju pelan, sebab kuat lengan ayah kami berlayar, sebab tenang hati emak kami.
ke muara, sebab harapan yang agung di hadapan kami.
merah tanah redang, tanah lahir, kecil dan besar kami.
kokoh dengan keringat ayah dan sabar jantung hati emak kami

Assalamualaikum Penyalai
Berdiri di dadamu hari ini, adalah sesak nafas kami yang nyaris terhenti oleh oligarki
setelah risau dan airmata kami menguala, setelah darah saudara kami harus tumpah, setelah saudara-saudara kami terkorban karenanya
setelah sabar dan geram kami hampir seluruhnya hilang hingga ujung muara, 
Maka, kami langitkan segala doa
tanah ini, biarlah menjadi tanah kami, tanah sejak kecil hingga mati kami
Tanah ini biarlah menjadi rumah kami,
Rumah awal dan akhir hidup kami

Assalamualaikum Penyalai
Untukmu tutup dan buka mata ini

Penyalai, 19 Februari 2023

Berita Terkait

Berita Terpopuler