Kanal

UIR Gelar Kuliah Umum Geopolitik Soekarno Progressive dan Geopolitical Coexsistence

Pekanbaru, Hariantimes.com - Universitas Islam Riau (UIR) menggelar Kuliah Umum bertemakan “Geopolitik Soekarno Progressive dan Geopolitical Coexsistence” di Auditorium Gedung Rektorat UIR, Jumat (18/08/2023).

Kuliah umum ini menghadirkan Dosen Universitas Pertahanan Indonesia Dr Ir Hasto Kristiyanto MM IPU.

Hadir dalam Kuliah umum dari UIR dan YLPI Riau Dr H Arifin Bur MHum Sekretaris Umum YLPI, Wakil Rektor I Dr H Syafhendry MSi., Wakil Rektor II Dr Firdaus AR SE MSi Ak CA, Wakil Rektor III Dr Admiral SH MH dan jajaran pimpinan UIR mulai tingkat universitas hingga fakultas.

Selanjutnya, Bupati Pelalawan H Zukri Misran, mantan Bupati Bengkalis H Amril Mukminin, Wakil Ketua DPRD Provinsi Riau Syafaruddin Poti SH MM dan Sekretaris APTISI Wil X B Riau Dr Ir Indra Hasan MT

Rektor UIR Prof Dr H Syafrinaldi SH MCL saat membuka kuliah umum mengucapkan selamat datang serta apresiasi atas tema kuliah umum yang diusung, sembari mengenalkan profil UIR seperti sejarah, lulusan, rasio mahasiswa serta berbagai pencapaian prestasi akademis dan  non akademis oleh sivitas akademika UIR.

“Selamat datang kepada Pak Hasto Kristiyanto beserta rombongan. Tentunya kedatangan bapak sangat kami apresiasi. Dan melihat tema yang diusung, semoga dapat membawa manfaat ataupun motivasi bagi peserta yang hadir,” ujar Syafrinaldi.

Selepas acara pembukaan, lalu dilanjutkan sesi kuliah umum yang dipandu oleh moderator Dr Desy Mardianty SE MM, sekaligus Kepala Pusat Karir UIR.

Hasto Kristiyanto dalam pemaparannya menjelaskan, Geopolitik Soekarno sebagai suatu sistem politik dalam wujud kebijaksanaan dan strategi nasional didorong oleh letak geografis suatu negara. Dan ini merupakan landasan kuat kebijakan luar negeri dan pertahanan negara dalam memperjuangkan kepentingan nasional dan pengaruhnya terhadap konsistensi global secara keseluruhan.

“Sebagai negara yang besar, Indonesia adalah suatu kesatuan kebangsaan dan satu kesatuan negara yang kokoh yang berdasarkan Pancasila. Pancasila pun membentuk pandangan geopolitik khas Indonesia dengan menghormati nilai-nilai perjuangan, kedaulatan dan prinsip kooeksistensi damai. Pandangan geopolitik ini pun membentuk keseluruhan persepsi terhadap pertahanan negara,” papar Hasto.

Dikatakan Hasto, pertahanan nasional menurut Soekarno hanyalah dapat sempurna jikalau didasarkan pada pengetahuan Geopolitik. Pandangan Geopolitik Soekarno mempelopori Geopolitik yang kritis dan tidak memandang penguasaan ruang hidup yang ekspansionis. Pandangan politik Soekarno pun juga mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan atau internasionalisme.

“Progressive Geopolitical Coexistence bermakna pendekatan geopolitik yang bertujuan agar negara-negara di dunia damai dan bisa hidup berdampingan. Dalam geopolitik Soekarno, kekuatan diplomasi luar negeri dan pertahanan bukanlah demi agresi menjajah atau merampok kekayaan alam negara lain, namun justru untuk memastikan dunia bebas dari penjajahan dan hidup berdampingan dengan damai,” beber Hasto lagi.

Maka disimpulkan, sebut Hasto, Proklamator sekaligus Presiden pertama Indoensia tersebut sangat mengedepankan critical thingking atau kritis berpikir yang mementingkan supremasi sains dan teknologi untuk Indonesia, dengan pengaruh yang sangat signifikan sebagai salah satu variabel Geopolitik Soekarno itu.

Hal tersebut jugalah yang diharapkan kepada mahasiswa/i UIR  yang hadir untuk melatih tradisi berpikir intelektual agar terbentuk daya imajinasi yang cerdas serta dapat mempengaruhi kemajuan negara di masa depan.(*)

Berita Terkait

Berita Terpopuler