Oleh: Bagus Santoso, Wakil Bupati Bengkalis
“Allah mengangakat derajat beberapa kaum melalui kitab ini (Alquran). Dan Dia merendahkan beberapa kaum lainnya melalui kitab ini pula.” (HR Muslim).
Dalam sebuah kisah disebutkan, Amir bin Watsilah menceritakan, bahwa Umar telah mengangkat Nafi’ bin Abdul Haris sebagai Walikota Makkah.
Suatu ketika, Umar bertanya kepada Nafi', “Siapakah yang dijadikan pengurus kawasan-kawasan hutan?”
“ Ibnu Abza ,” jawab Nafi'.
Umar bertanya lagi, “Siapakah Ibnu Abza itu?”
Nafi' menjawab, “Ia adalah seorang hamba sahaya.”
Umar bertanya, “Mengapa engkau mengangkat seorang hamba sahaya sebagai pengurus?”
Nafi’ menjawab, “Ia adalah hamba sahaya yang senang membaca Alquran.”
Mendengar jawaban itu, Umar langsung menyebutkan sabda Rasulullah Saw, “Melalui Alquran, Allah menghinakan banyak orang dan mengangkat derajat banyak orang."
Membaca Alquran menjadi sebuah ibadah yang akan mendatangkan pahala dan juga keberkahan, alkisah Ibnu Abza adalah diantara salah satu dari kesaktian Alquran.
Seperti kebanyakan orang, selama Ramadhan kita berlomba-lomba memperbanyak membaca Alquran. Berbagai riwayat menunjukkan bahwa ketika Alquran dikhatamkan, rahmat Allah SWT akan turun. Ribuan malaikat pun akan turun dan turut mengucapkan "amin" atas doa yang kita panjatkan usai membaca Alquran
Tentu saja, hal tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari literasi Alquran. Pada dasarnya, literasi berawal sejak diturunkannya wahyu Alquran yang pertama, yaitu "Iqra'" yang artinya bacalah.
Allah SWT memberikan penghargaan yang luar biasa bagi orang-orang yang gemar berliterasi Alquran, seperti belajar membacanya (tafakur), membaca-bacanya (tadarus/mudarasah) mengkajinya (tadabur), dan mengamalkannya. Semuanya akan dibalas oleh Allah SWT dengan pahala yang berlipat ganda, terutama di bulan Ramadan.
Dikembalikan pada definisinya, literasi adalah istilah umum yang merujuk kepada seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Demikian pula dengan literasi Alquran, ia berbasis keterampilan (skill), bukan semata-mata hobi/minat/bakat.
Untuk terampil membaca Alquran, dibutuhkan dan semangat dalam latihan-latihan yang intensif dan kontinu. Begitu pula untuk memahami Alquran, dibutuhkan ketekunan dan kesungguhan dalam menelaah atau mengkajinya melalui terjemahan dan tafsir-tafsirnya.
Yang paling penting adalah mengamalkan Alquran secara kafah. Untuk itu, diperlukan keyakinan dan kemauan yang kuat melalui penjelasan dan tuntunan para ulama. Ketika mengamalkan Alquran menghasilkan pemecahan masalah dalam kehidupan kita sehari-hari, ketika itu literasi Alquran telah terwujud.
Seperti yang tercantum pada QS. Al-Baqarah ayat 2, Alquran adalah solusi dari permasalahan kehidupan, petunjuk dari Allah SWT dan tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa.(*)