Ketua DPRD Minta Pemda Serius Tangani Persoalan Banjir di Tembilahan


Dibaca: 906 kali 
Senin, 07 Maret 2022 - 17:01:45 WIB
Ketua DPRD Minta Pemda Serius Tangani Persoalan Banjir di Tembilahan Ketua DPRD Kabupaten Inhil Dr H Ferryandi ST MT MM mengikuti goro massal pemerintah daerah bersama masyarakat di sekitar wilayah Tembilahan, Senin (07/03/2022).

Inhil, Hariantimes.com - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) Dr H Ferryandi ST MT MM mengikuti gotong royong (goro) massal pemerintah daerah bersama masyarakat di sekitar wilayah Tembilahan, Senin (07/03/2022).

Goro bersama masyarakat ini langsung dipimpin Bupati Inhil HM Wardan didampingi Kepala OPD dengan diikuti jajaran Aparatur Sipil Negara (ASN) dilingkungan Pemerintah Kabupaten Inhil dan masyarakat Tembilahan.  

Ketua DPRD Inhil Dr H Ferryandi ST MT MM disela-sela kegiatan goro ketika diwawancarai media meminta pemerintah untuk membuat perencanaan secara masif dan terstruktur menangani persoalan banjir. Karena masalah banjir sudah terjadi setiap tahun dan sudah tahu permasalahannya sudah didepan mata. Tentunya secara teknis Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan Dinas Perkim sudah bisa mengatasi masalahnya karena dinas-dinas tersebut diisi oleh para sarjana-sarjana teknik. 

"Sekarang yang jadi persoalannya mau atau tidak ?," tegasanya.

Tidak hanya itu,Ferryandi sangat mensupport penganggaran apabila pemerintah sudah membuat perencanaannya dan penganggarannya. 

"Untuk hal-hal yang berkenaan dengan masyarakat, tidak mungkin kita menghalang-halangi," sambungnya kembali. 

Persoalannya, tegas Ferryandi, tentunya tidak lain dan tidak bukan adalah persoalan bagaimana membuat drenase perkotaan yang mestinya secara teknik mereka (Dinas PU-Dinas Perkim, red) harus dihitung dulu siklus hujan maksimum dikurang 10 tahun. 

"Bahkan ada 20 tahun hitung ke belakang berapa luas dan setelah didapat berapa volume air kali baru bisa kita menentukan berapa debit saluran. Di mana saluran primer, saluran sekunder, saluran tersiernya dan kita tahu berapa luas penampang saluran yang mesti kita buat dan berapa debit alirannya sehingga bisa menyelesaikan banjir ini. Disini kan kalau kita melihat berapa ruas-ruas parit-parit adalah saluran primer pada 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17 sampai ke sungai beringin ini kan memang sudah terbentuk awal nenek moyang kita dulu. Ada juga persoalan yang memang juga pertama adalah membangun dapur rumahnya banyak nyambung-nyambung pada badan Sungai badan parit dan ada juga yang membangun yang ditutup drenasenya untuk kepentingan kepentingan pribadi ini yang tidak ada lobang-lobang untuk kontrolnya, di Sumatera Barat bisa kok mereka membuat pengendalian banjir yang luar biasa, kenapa kita tidak bisa ? kalau tidak bisa dana kabupaten kan ada dana DAK dan lain-lainnya," imbuhnya.(*)

Penulis: M Rafik