Tim Ekspedisi PWI Riau HEBAT Menerabas Kawasan Surga Tersembunyi di TNBT


Dibaca: 1707 kali 
Rabu, 25 Agustus 2021 - 13:43:20 WIB
Tim Ekspedisi PWI Riau HEBAT Menerabas Kawasan Surga Tersembunyi di TNBT Tim Ekspedisi PWI Riau HEBAT Menerabas Kawasan Surga Tersembunyi di TNBT

TAMAN Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBT) yang terletak di Provinsi Riau dan Jambi ini merupaka perwakilan hutan hujan tropis dataran rendah di Pulau Sumatera.

Bagaimana tidak? Karena di kawasan ini tersimpan banyak keanekaragaman hayati. Bahkan di  keindahan pesona alamnya menjadikan TNBT ini sebagai salah satu destinasi wisata alam unggulan di Pulau Sumatera, khususnya Provinsi Riau.

Melihat potensi itu, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Riau dengan tagline "HEBAT" membawa sebanyak 45 orang wartawan untuk melakukan ekspedisi guna menggali dan membongkar potensi alam yang tersimpan dan terpendam di dalam kawasan TNBT tersebut lewat motto yang diusung "Wartawan Peduli Taman Nasional".

Lalu bagaimana perjalanan ekspedisi itu? Sebelum menuju ke kawasan TNBT, rombongan ekspedisi berangkat dari Kantor PWI Riau Jalan Arifin Achmad, Pekanbaru menggunakan 1 unit armada bus pada Jumat (06/08/2021) pagi pukul 08.30 WIB.

Setelah menempuh perjalanan lebih kurang 3,5 jam, tepatnya sekitar pukul 11.45 WIB, rombongan ekspedisi tiba di Kantor Balai TNBT Pematang Reba, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) dan disambut langsung oleh Kepala TNBT Fifin Arfiana Jogasara.

Setelah dijamu makan siang, rombongan ekspedisi langsung bertolak ke Resort Talang Lakat dengan menempuh perjalanan 1,5 jam. Dari Resort Talang Lakat, rombongan ekspedisi dibawa menuju Camp Granit yang menjadi titik fokus lokasi ekspedisi.

Untuk menuju lokasi, rombongan ekspedisi yang dibawa menggunakan mobil triton 4×4 WD harus menempuh perjalanan sekitar 1 jam. Dan alhamdulillah, peserta ekspedisi sampai di Camp Granit yang dulunya menjadi tempat eksplorasi atau pertambangan batu granit. 

Secara administratif, lokasi Camp Granit terletak di Desa Talang Lakat, Kecamatan Batang Gansal, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau dan berada di wilayah kerja Resort Talang Lakat, Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Belilas Riau.

Tidak itu saja, kawasan Camp Granit yang asri ini dianggap Kepala Balai TNBT Fifin Jogasara SHut MSi sebagai bukit di atas awan di dalam Taman Nasional Bukit Tigapuluh.

Wanita yang mengendalikan Balai TNBT sejak Oktober 2019 ini menjelaskan, TNBT dibagi dalam dua seksi. Yaitu Seksi Wilayah 1 di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi dan Seksi Wilayah 2 di Kecamatan Belilas Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau. Seksi Wilayah 2 ini membawahi Granit. Dari seksi-seksi itu terbagi menjadi daerah-daerah yang lebih kecil yang dinamakan Resort yang menjadi unit terkecil dari pengelola Taman Nasional. Kalau di Jambi itu Resort Suo-Suo dan Resort Lubuk Mendasah. Sedangkan di Belilas ada Resort Keritang Kabupaten Indragiri Hilir dan Resort Talang Lakat.

Dipaparkannya, Taman Nasional Bukit Tigapuluh adalah kawasan konservasi yang terletak di perbatasan antara provinsi Jambi dan Riau. Taman Nasional Bukit Tigapuluh memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Taman nasional ini memiliki banyak destinasi wisata yang bisa dikunjungi. 

Lantas bagaimana sejarah Taman Nasional Bukit Tiga Puluh
Taman Nasional Bukit Tigapuluh ini awalnya adalah Suaka Margasatwa Bukit Besar yang memiliki luas kawasan 200 ribu hektare dan Cagar Alam Seberida dengan luas 120 ribu hektare. 

Tahun 1982, melalui Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) kawasan ini ditetapkan sebagai Hutan Lindung dengan luas kawasan 70.250 hektare. Dan pada tahun 1988, Departemen Transmigrasi berdasarkan instrumen perencanaan dari Regional Planning Program for Transmigration, melakukan klasifikasi ekosistem yang ada di Bukit Tigapuluh untuk menjadi kawasan lindung dengan luasan 250 ribu hektare.

Pengusulan sebagai taman nasional baru dilakukan tahun 1991-1992 setelah tim dari Norwegia dan Indonesia mengadakan riset di kawasan. Selanjutnya tahun 1994, melalui Surat Menteri Kehutanan No.1289/Menhut-IV/1994 yang diajukan kepada Bank Dunia tentang pengesahan kawasan Bukit Tigapuluh menjadi taman nasional.

Selanjutnya, luasan Taman Nasiona Bukit Tigapuluh berdasarkan Ketetapan Menteri Kehutanan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.6407/Kpts-02/2002 tanggap 21 Juni 2002 adalah seluas 144.223 ha. Namun saat ini Taman Nasional Bukit Tigapuluh sudah mengalami pengurangan luas akibat adanya perkebunan kelapa sawit.
 
Surga Tersembunyi

Kawasan Taman Nasional Bukit Tigapuluh memiliki banyak destinasi wisata. Kawasan taman nasional ini sering dianggap sebagai surga tersembunyi oleh para wisatawan. Destinasi wisata yang bisa dikunjungi di Taman Nasional Bukit Tigapuluh ini antara lain : 

1.Camp Granit
Salah satu destinasi wisata favorit di Taman Nasional Bukit Tigapuluh adalah Camp Granit. Di area camp granit terdapat jalur trail dengan panjang sejauh 8,6 kilometer, air terjun dan area bekas tambang. Kegiatan yang paling digemari di area camp granit adalah camping karena disini banyak pemandangan yang bisa dilihat.

Selain camping, beberapa kegiatan lain yang bisa dilakukan di area camp granit adalah menikmati panorama alam, hunting foto di berbagai spot menarik akan sangat pas untuk pengunjung yang menyukai kegiatan fotografi, hiking dan bird watching.

2. Sungai Air Hitam Dalam
Destinasi wisata selanjutnya yang dikunjungi di Taman Nasional Bukit Tigapuluh adalah Sungai Air Hitam Dalam. Disini bisa melakukan berbagai kegiatan seperti susur sungai. Sepanjang perjalanan pengunjung akan melihat berbagai flora dan fauna khas Taman Nasional Bukit Tigapuluh. Sungai air hitam dalam juga menjadi habitat bagi Harimau Sumatera.

3. Tembelung Berasap
Destinasi wisata ini cocok untuk pengunjung yang tertarik dengan seluk beluk botani atau tumbuhan. Disini pengunjung bisa menikmati pemandangan air terjun dan melakukan pengamatan berbagai jenis tumbuhan.

Salah satu jenis tumbuhan khas yang bisa ditemukan di TN Bukit Tigapuluh adalah nibung sejenis pinang yang bisa mencapai tinggi 20-30 meter. Tumbuhan ini bisa ditemukan di area hutan pantai dan air payau. Nibung dianggap sebagai simbol persatuan dan persaudaraan bagi masyarakat Riau sehingga Pemkot Riau menjadikan nibung sebagai maskot provinsi Riau.

Selain itu terdapat tumbuhan langka yang bisa ditemukan di taman nasional ini seperti rafflesia (Rafflesia hasseltii), pulai dan jernang atau yang biasa disebut palem darah naga, getah merah dan jelutung (Dyera costulata).

Fauna yang terdapat di Taman Nasional Bukit Tigapuluh juga tidak kalah beragam. Yang menjadi satwa khas dari taman nasional ini adalah Harimau Sumatera.(Panthera tigris sumatrae) ,orangutan Sumatera dan gajah Sumatera (Elephus maximus).

Selain mamalia dan primata, di Taman Nasional Bukit Tigapuluh ini juga terdapat jenis burung yang beragam, di antaranya raja udang, serindit dan elang. Burung serindit memiliki keunikan yaitu memiliki bulu warna-warni dengan panjang tubuh hanya sampai 12 centimeter. Burung serindit dipercaya sebagai lambang  perpaduan dari berbagai sisi positif.

Ikon Wisata Unggulan

Saat diskusi, masukan dari beberapa peserta antara lain perbaikan akses jalan dan instalasi air, penambahan rambu-rambu sepanjang jalan akses menuju Camp Granit, pengkayaan materi hasil kamera trap di pusat informasi Camp Granit, adanya sosialisasi batas-batas kawasan TNBT terhadap masyarakat sekitar Camp Granit, pengelolaan sampah dan limbah dlakukan dengan baik dan upaya pemberdayaan masyarakat sekitar Camp Granit dengan konsep pengelolaan wisata alam.

Ekspose ini menghasilkan 3 strategi prioritas antara lain:
1. Mengoptimalkan pengelolaan potensi dan sarana prasarana untuk menarik dukungan stakeholders

2. Meningkatkan koordinasi dalam rangka pengelolaan dan pengembangan ekowisata dengan melibatkan pemerintah daerah dan dunia usaha

3. Meningkatkan koordinasi kepada pemerintah daerah dan pemegang konsesi di sekitar TNBT dalam rangka perlindungan dan pengamanan.

Pasca acara ekspedisi ini, pengembangan wisata dan desain tapak Camp Granit di TNBT diharapkan lekas terwujud dan TNBT mampu menjadi ikon wisata alam unggulan di Provinsi Riau.(*)

Penulis: Zulmiron