Olah Sampah Jadi Briket, Dua Perusahaan Korsel Siap Berinvestasi di Pekanbaru


Dibaca: 1248 kali 
Jumat, 30 Juli 2021 - 13:48:36 WIB
Olah Sampah Jadi Briket, Dua Perusahaan Korsel Siap Berinvestasi di Pekanbaru Walikota Pekanbaru Firdaus usai pertemuan dari perwakilan dua perusahaan Korsel di ruang rapat Mal Pelayanan Publik (MPP), Kamis (29/07/2021).

Pekanbaru, Hariantimes.com - Dua perusahaan asal Korea Selatan (Korsel) semakin serius berinvestasi di bidang pengolahan sampah menjadi briket di Pekanbaru. 

Dua perusahaan itu adalah PT Sungan ENT Co Ltd dengan PT Daehan. 

"Konsorsium PT Sungan ENT Co Ltd dan PT Daehan ingin bekerjasama dengan kami dalam urusan pengolahan sampah, baik sampah harian maupun sampah yang sudah menumpuk di dua Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Muara Fajar," kata Walikota Pekanbaru Firdaus usai pertemuan dari perwakilan dua perusahaan Korsel di ruang rapat Mal Pelayanan Publik (MPP), Kamis (29/07/2021). 

Kerjasama dua perusahaan dengan Pemko Pekanbaru ternyata didukung Pemerintah Korsel. Kedua perusahaan ini ingin mengembangkan ilmu pengetahuan dan keahlian serta penelitian. 

"Di Pekanbaru, mereka ingin mengembangkan teknologi tepat guna. Artinya, pengelolaan limbah sampah secara sederhana," ucap Firdaus.

Dengan teknologi tepar guna itu, sampah diolah menjadi briket. Pengolahannya dilakukan di TPA 1 dan TPA 2 Muara Fajar. Briket ini bisa dijual ke industri-industri seperti pabrik semen di Sumatera Barat. 

"Mereka juga meneliti sampah menjadi listrik. Teknologi atau alatnya sudah dibawa ke Pekanbaru sejak tahun lalu.  Alat itu sudah di TPA 1 Muara Fajar," ungkap Firdaus.

Hanya saja, begitu alat datang, pandemi corona menghantam Pekanbaru. Sehingga, kerja sama pengolahan sampah ini tidak terwujud tahun lalu. 

"Akhirnya, rencana kerja sama baru bisa dibahas tadi. Keseriusan itu terlihat saat mereka datang ke Pekanbaru di tengah pandemi corona," sebut Firdaus. 

Dua perwakilan perusahaan ini menyampaikan pesan Pemerintah Korsel agar kerja sama ini ditindaklanjuti lebih cepat. Agar, kajian yang lebih dalam bisa dibuat. Dari studi kelayakan yang dilakukan,  pengelolaan sampah 1.100 ton per hari sangat memungkinkan dikelola secara bisnis. 

"Mereka menyarankan agar kami menjalin kerja sama sister city dengan salah satu kota di Korsel yaitu Donghae. Kota itu telah mengelola sampahnya dengan baik," tutur Firdaus.(*)