Polsek Tenayan Raya Pasang Police Line di Lokasi Semburan Gas


Dibaca: 1416 kali 
Jumat, 05 Februari 2021 - 23:34:39 WIB
Polsek Tenayan Raya Pasang Police Line di Lokasi Semburan Gas https://youtu.be/KSstfhjvvfg

Pekanbaru, Hariantimes.com - Kepolisian Sektor (Polsek) Tenayan Raya memasang garis pertanda tidak boleh mendekat ke area semburan gas bumi di Pondok Pesantren Al Ihsan Jalan Tujuh Puluh Kelurahan Tuah Negeri Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru,Jumat (05/02/2021).

Selain memasang garis polisi, spanduk bertuliskan himbauan untuk tidak boleh mendekat juga dipasangkan di area jalan ke Ponpes Al Ihsan itu. 

Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Nandang Mu'min Wijaya melalui Kapolsek Tenayan Raya AKP Manapar Situmeang, menyebut langkah itu diambil guna mengantisipasi ada kejadian yang tidak diinginkan. 

"Kita bersama-sama dengan TNI, Upika Tenayan Raya telah memasang police line dan akan memperluas pemasangannya dari lokasi untuk antisipasi masyarakat yang datang. Himbauan untuk tidak mendekat di jalur masuk juga kita pasang, masyarakat juga kita himbau untuk menjauh dari lokasi, agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan," kata Manapar didampingi Kanit Intel Iptu Budhia Dianda.

Pihaknya, kata Kapolsek, juga telah mengevakuasi barang-barang milik santri. Dan mana yang bisa diselamatkan dipindahkan ke Pusat Ponpes Al Ihsan.

"Tadi, barang milik santri juga sudah dievakuasi, mana yang bisa diselamatkan dipindahkan ke Ponpes pusatnya," imbuhnya lagi.

Sampai saat ini, jelas Kapolsek Akp Manapar semburan gas bumi masih mengeluarkan lumpur setinggi 10 meter hingga 15 meter. Pihak dari ESDM Riau dan perusahaan migas telah melakukan langkah antisipasi, melakukan pengecekan secara berkala untuk mengambil langkah penutupan sumur.

"Tidak ada korban jiwa dari kejadian ini, hanya saja atap dan tembok bangunan pesantren mengalami kerusakan. Begitu juga dengan semburan lumpur yang sudah menutupi area pondok," tukasnya.

Untuk diketahui, peristiwa semburan lumpur gas bumi yang terjadibKamis (04/02/2021) pukul 14.00 WIB. Semburan lumpur gas bumi akibat pengeboran mencari sumber air bersih sedalam 115 meter di Pondok Pesantren Al Ikhsan Kecamatan Tenayan Raya Pekanbaru Riau itu masih berlangsung Jumat (05/02/2021).

Dalam pengamatan langsung di lapangan Jumat (05/02/2021) petang, semburan lumpur gas masih aktif. Namun berdasarkan pantauan alat khusus petugas kontraktor gas dekat lokasi itu potensi gas dari jarak sekitar 75 meter adalah nol. Namun dilarang keras merokok di kawasan itu.

Di pintu masuk pondok pesantren ini dilarang memasuki zone gas berbahaya di situ. Bangunan pondok pesantren sebagian hancur atapnya rubuh porakporanda ditimpa lumpur bebatuan mirip semen cor yang disemburkan dari perut bumi.

Pengurus Ponpes Al Ikhsan Tenayan Raya Pekanbaru, Agus Saptoni yang berusaha dikonfirmasi di lokasi kejadian Jumat (05/02/2021) tidak ada di tempat kejadian.

Sementara tiga orang santri tahfidzul quran setingkat SMP di Ponpes Al Ikhsan itu bertahan di musala ponpes tersebut. Mereka adalah Arul dari Sumbar, Irawan dari Rohil, dan Irfan dari Duri.

Dikisahkan ketiga santri ini kronologis kejadiannya pada saat mereka sedang belajar Kamis (04/02/2021) siang pukul 14.00 WIB terdengar suara dentuman dari luar kelas bunyi mirip suara gemuruh pesawat tempur.

Lalu menyembur pasir disusul lumpur dari perut bumi setinggi 30 hingga 50 meter.

"Kami ketakutan, kami menyelamatkan diri keluar kelas sebanyak 34 santri. Sebagian dipindahkan ke Ponpes Al Ikhsan di Kubangraya Pekanbaru, kami bertiga bertahan di musala Ponpes Al Ikhsan Tenayanraya Pekanbaru ini. Seluruh barang-barang kami, kami selamatkan di musala ini," kata santri tersebut saat ditemui di lokasi.

Kondisi sebagian besar bangunan ponpes atapnya hancur bahkan ambruk ditimpa material lumpur gas. Kerugian ditaksir ratusan juta. Petugas BPBD Pekanbaru, Basarnas, TNI Polri sudah siaga di lokasi. Mereka mulai membangun tenda darurat.

Dinas ESDM telah melakukan pengukuran  lower explosive limit dan H2S di titik semburan. Hasilnya, pada jarak 5 meter ditemukan ada kandungan LEL 13 persen dan H2S 1 ppm.

Ini artinya gas cukup berbahaya, potensi terbakar cukup tinggi dan beracun. Untuk itu, petugas menginstruksikan evakuasi sementara warga pondok pesantren dan tak diperkenankan warga mendekat.

Lumpur gas pertama kali menyembur Kamis (04/02/2021) pukul 14.00 WIB. Saat itu, tiga pekerja sedang membuat sumur bor hingga kedalaman 115 meter.

Setelah pekerjaan selesai, pekerja mulai mengangkat pipa dari perut bumi. Baru satu pipa diangkat, tiba-tiba terjadi semburan keras dari lubang sumur.

Menurut para santri ini sudah sering terjadi semburan lumpur gas di kawasan itu.(*)