Pekanbaru, Hariantimes.com - Sejak Pandemi Covid19, kegiatan di rumah tangga (work at home) semakin bertambah. Bagaimana tidak? Buktinya, banyak warga yang memanfaatkan wakktu dengan hobi baru seperti berkebun dan menanam bunga.
Disamping itu, kegiatan rumah tangga juga banyak menghasilkan sampah. Agar sampah-sampah ini tidak terbuang sia-sia, Tim Dosen Universitas Lancang Kuning (Unilak) yaitu, Lativa Siswati, Ambar Tri Ratna Ningsih dan David Setiawan memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat tentang sampah rumah tangga menjadi kompos.
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini diselenggarakan di Kelurahan Limbungan Kecamatan Rumbai beberapa waktu lalu.
Kegiatan dalam rangka peningkatan Tri Darma Perguruan Tinggi dosen Unilak ini diikuti sekitar 15 orang peserta yang didominasi ibu-ibu.
"Sampah sampah dari rumah tangga saat ini sudah dapat diolah menjadi pupuk kompos bahkan dapat membawa berkah," ujar Tim Dosen Universitas Lancang Kuning (Unilak), Lativa kepada media, baru-baru ini.
Menurut Lativa, setiap rumah mulai dari saat ini harus memiliki kesadaran pengetahuan tentang sampah. Sampah rumah tangga merupakan limbah yang dihasilkan dari sisa-sisa atau dari hasil sampah yang berasal dari pekarangan rumah dan sisa pengolahan bahan pangan rumah tangga. Sampah organik ini bila dikelola dengan baik maka akan dapat diubah menjadi kompos yang dapat digunakan untuk menghijaukan lingkungan rumah.
"Kesadaran tentang sampah sangat penting. Tapi sudahkah mengumpulkan sampah, sudahkah memilah sampah dan sudah ngompos di rumah?, tanya Lativa.
Dijelaskan Lativa, penelitian tentang pembuatan kompos dari sampah rumah tangga sudah banyak dilakukan. Dan hasil penelitian menunjukkan hal yang positif. Bahkan ada yang menjadi sumber penghasilan keluarga.
"Kelurahan Limbungan Kecamatan Rumbai buktinya, sudah memiliki Bank Sampah. Tapi untuk mengolah sampah organik menjadi kompos. Namun Kader Bank Sampah dan RW masih belum memiliki pengetahuan tentang sampah. Maka dari itu, Tim Pengabdian Masyarakat Unilak hadir untuk memberikan pengetahuan tentang sampah," tutur Lativa
Dijabarkan Lativa, kegiatan ini juga bentuk transfer pengetahuan. Dari sini akan lahir kader Bank Sampah. Sehingga akan lebih optimal mengelola sampah yang sudah terkumpul di masing-masing RW.
Dalam pelaksanaan pengabdian ini, jelas Lativa, metode yang digunakan kepada masyarakat adalah dengan penyadaran, penyuluhan, demonstrasi dan evaluasi. Penyadaran ditujukan untuk memberikan kesadaran pada anggota masyarakat RW 09, bahwa pengelolaan sampah menjadi kompos akan berdampak positif terhadap lingkungannya.
Sementara Penyuluhan bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat, agar mulai dari rumah sudah mengolah sampah. Sehingga lingkungan akan memberikan hasil yang bermanfaat bagi keluarganya.
Sedangkan Demontrasi bertujuan untuk memberikan pengetahuan secara langsung, baik melalui tayangan gambar dan praktek langsung membuat kompos dari sampah rumahtangga.
Dan Evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan mitra sebelum dan sesudah kegiatan dan untuk mengetahui keberhasilan kegiatan tersebut.
"Selama melakukan monitoring sejak Juli 2020 hingga November 2020, terjadi peningkatan pengetahuan peserta 20 sampai 100 persen. Bahkan sampah telah menjadi penghasilan tambahan. Sampah membawa berkah bagi masyarakat RW 09 Kelurahan Limbungan," sebut Lativa.(*)