Wapres Resmikan Retina dan Glaukoma Center

M Nuh: Berwakaf Melalui CWLS Tidak akan Hilang


Dibaca: 1173 kali 
Rabu, 21 Oktober 2020 - 23:44:07 WIB
M Nuh: Berwakaf Melalui CWLS Tidak akan Hilang Ketua Badan Pelaksana Badan Wakaf Indonesia Prof Dr Ir H Mohammad Nuh DEA.

Banten, Hariantimes.com - Wakil Presiden (Wapres) RI Dr KH Makruf Amin meresmikan pusat layanan Retina dan Glaukoma Center yang menjadi bagian dari Rumah Sakit Mata Achmad Wardi di Jalan Raya Taktakan Km 1, Kota Serang, Provinsi Banten, Rabu (21/10/2020). 

Acara peresmian pusat layanan retina dan glaukoma yang dilaksanakan secara langsung dan lewat aplikasi zoom, dihadiri antara Menteri Agama Jeneral Purn Fahrul Razi SIP SH, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati SE MSc PhD, Ketua Badan Pelaksana Badan Wakaf Indonesia Prof Dr Ir H Mohammad Nuh DEA, Penasihat Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) Pusat Prof DR Dr Nila F Moeloek, Ketua Yayasan Dompet Dhuafa Nasyith Majidi dan Walikota Serang H Syafrudin SSos MSi dan pimpinan beberapa bank Syariah.

Pusat layanan retina dan glaukoma yang baru diresmikan ini dibangun dengan pendanaan berbasis berbasis wakaf, atas kerja sama Badan Wakaf Indonesia (BWI) dan Dompet Dhuafa.

Pada kesempatan itu, Wapres menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Badan Wakaf Indonesia dan Dompet Dhuafa. 

"Ini adalah bukti bahwa pengembangan ekonomi Syariah dengan instrumen wakaf mampu untuk membangun rumah sakit dan perlengkapannya yang sangat baik untuk membantu masyarakat yang membutuhkan," ujar Wapres.

Dikatakan Wapres, kebutuhan pengobatan mata di Indonesia tergolong tinggi dibanding negara-negara lain. Pengobatan yang diperlukan umumnya operasi mata karena katarak. Kemudian retina dan glaukoma. 

Sementara Walikota Serang Syafrudin mengakui, di Kota Serang sendiri terdapat banyak penderita katarak mulai anak-anak sampai orang tua. 

"Terima kasih, di kota ini sudah ada rumah sakit mata, dengan peralatannya yang canggih. Saya kira rumah sakit ini tidak hanya digunakan oleh warga Serang, tetapi juga warga sekitarnya, seperti Pandeglang dan Tangerang,” tutur Syafrudin.

Menteri Agama Fahrul Razi dalam sambutannya menekankan perlunya mencari terobosan-terobosan dalam mengisi gerakan wakaf yang sudah mendapat dukungan dari Bank Indonesia, dan bank-bank lainnya yang berbasis Syariah. Karena manfaatnya wakaf sangat luar biasa dalam membantu kesejahteraan masyarakat.

"Kami mendukung perwakafan," kata Menteri Agama yang kemudian mengusulkan perlunya pengembangan strategis untuk memajukan perwakafan, terutama literasi wakaf.

Banyak orang mengira wakaf hanya dilakukan dengan tanah saja. Padahal wakaf bisa dilakukan dengan uang tunai. Dan tidak kalah penting adalah peningkatan kualitas layanan wakaf.

Sejalan dengan pemikiran menteri agama dan wakil presiden Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam sambutannya mengatakan, pengembangan ekonomi Syariah perlu ditingkatkan, karena sudah terbukti manfaatnya, dibantu dengan instrumen-instrumen di perbankan syariah.

Di masa pandemi virus corona (Covid-19), menurut Sri Mulyani, gerakan wakaf sangat diperlukan untuk membantu ekonomi masyarakat, selain pemerintah secara khusus telah menyiapkan dana APBN untuk membantu berbagai sektor dalam meningkatkan kesejahteraan dan ekonominya. Seperti instrumen pendanaan Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS) serta pembiayaan dari BNI Syariah ternyata mampu untuk membangun pusat layanan retina dan glaucoma di rumah sakit mata di sini.

Ketua Badan Pelaksana Badan Wakaf Indonesia Prof Dr Ir H Mohammad Nuh DEA dalam sambutannya mengatakan, gerakan mengajak masyarakat berwakaf ini sama dengan gerakan menyelamatkan manusia semasa hidup di dunia hingga kehidupan setelah mati. 

Menurut M Nuh, orang yang berwakaf, ketika meninggal akan mendapat passive income yang terus-menerus mengalir. Berwakaf melalui CWLS tidak akan hilang. Dana wakaf akan bermanfaat juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk membangun rumah sakit berbasis wakaf.

Mohammad Nuh memberi contoh, ada ibu-ibu yang sudah tidak bisa melihat karena katarak, sudah tidak bisa melihat anak-anak, apalagi membaca huruf Alqur’an. Tetapi setelah dibantu diobati dengan fasilitas layanan rumah sakit berbasis wakaf, ibu-ibu tersebut bisa kembali melihat segalanya dengan terang, bisa mengaji, dan membaca Alqur'an sampai akhir hayat. “Insya Allah husnul khotimah”. Yang dibantu bisa diselamatkan masuk surga, yang membantu juga masuk surga dan yang membantu juga masuk surga dan terus mendapatkan passive income.

Pada kesempatan peresmian pusat layanan retina dan glaukoma tersebut, dilakukan sejumlah kegiatan antara lain penandatanganan kesepahaman atau MoU pertama di Indonesia antara BWI dan Baznas Provinsi Jawa Barat dalam hal pendirian rumah sakit berbasis wakaf, kemudian penandatanganan MoU dengan UNDP, Komitmen Wakaf Yayasan Universitan Muslim Indonesia (UMI) Makassar, dan komitmen Wakaf Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis) senilai Rp10 miliar.(*)