Jakarta, Hariantimes.com - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat bekerjasama dengan PT Astra Intenational menggelar Kuliah Safari Jurnalistik Perdana 2020 secara daring, Rabu (14/10/2020).
Kegiatan yang berlangsung di Lantai 4 Sekertariat PWI Pusat Gedung Dewan Pers ini diikuti lebih dari 300 orang peserta dari penjuru pelosok nusantara.
Kuliah safari Jurnalistik Perdana ini dihadiri Sekjen PWI Pusat Mirza Zulhadi, Ketua Bidang Pendidikan PWI Pusat Nurjaman Mochtar, Wabendum PWI Pusat Dar Edi Yoga serta Pengurus PWI Pusat lainnya.
Direktur Safari Jurnalistik PWI Pusat Ahmed Kurnia Soeria Widjaja mengatakan, Safari Jurnalistik ini merupakan program reguler PWI Pusat bagi anggotanya. Dan untuk kali ini pelaksanaanya agak berbeda, karena dilakukan dimasa pandemi.
"Safari Jurnalistik ini merupakan program reguler yang difokuskan pada pengenalan perkembangan jurnalistik, baik regulasi maupun teknologi. Dan ini dilakukan di saat pandemi. Jadi kita lakukan secara daring. Dan untuk tahap perdana ini, diikuti oleh 300 peserta," jelas Ahmed melalui siaran pers yang diterima hariantimes.com, Rabu (14/10/2020).
Dalam Safari Jurnalistik yang digelar kali ini, sebut Ahmed, PWI Pusat menghadirkan Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan sebagai narasumber dengan mengangkat Topik "Model Bisnis Media dan Masa Depan Profesi Wartawan".
Dalam paparanya, Dahlan Iskan mengatakan, saat ini jurnalistik berkembang sangat pesat seiring berkembangnya teknologi.
"Dengan kehadiran platform lain yang semakin banyak, sehingga mau tidak mau kita harus tampil kreatif dan inofatif," jelas Dahlan Iskan
Salah satu kunci untuk tetap bertahan, menurut Dahlan Iskan, adalah dengan mengikuti kemajuan dunia digital.
Menurut Dahlan Iskan, hal yang terpenting dalam menghadapi revolusi digital saat ini adalah "melakukan yang harus dilakukan, tanpa adanya keraguan atau ketakutan akan kegagalan".
Dahlan Iskan menambahkan, keberanian dalam melakukan apa yang harus dilakukan tentunya adalah kunci utama dalam melakukan suatu perubahan demi menghadapi revolusi digital yang kapan saja bisa membuat industri media hancur. Apalagi saat ini pelaku industri media massa harus melakukan digitalisasi yang berani, namun tidak melanggar kode etik dan kaidah-kaidah jurnalistik yang sudah ditetapkan. Namun hal ini tetap tidak menjamin akan masa depan media karena sangat sulit untuk diramalkan.
"Apalagi saat ini di tengah Pandemi yang melanda bangsa kita," pungkas Dahlan Iskan.
Sementara itu, Ketua Umum PWI Pusat Atal S Depari menyampaikan, kegiatan Safari Jurnalistik perdana 2020 ini merupakan agenda rutin PWI untuk menambah wawasan wartawan mengenai jurnalistik, juga mengenai kode etik serta pers di era konvergensi media.
"Saya berpesan kepada para jurnalis untuk terus menjaga profesionalisme dalam bekerja. Apalagi tahun ini diperhadapkan dengan tahun politik," pesan Atal.
Apa yang didapatkan di kuliah Safari Jurnalistik ini, sebut Atal, penting untuk menjadi pegangan sebagai jurnalis dalam menyajikan berita ke masyarakat. Itu harus berpijak pada ada kesadaran, baik hukum, undang-undang pers dan kode etik.
"Jadi tingkatkan juga pengetahuan dan keterampilan, jurnalistik dalam program Sekolah Jurnalistik. Hal ini juga menuntut agar Wartawan Inodonesia lebih profesional, berwawasan dan beretika,” ujar Bang Atal sapaan Ketum PWI Pusat ini.
Sementara Head of Corporate Communication PT Astra International Boy Kelana Soebroto menyambut baik kerjasama dengan Sekolah Jurnalis PWI.
“PWI merupakan pemangku kepentingan yg strategis bagi PT Astra Internasional. Dukungan kami ini merupakan bentuk komitmen PT Astra Internasional untuk ikut meningkatkan wawasan dan profesionalisme wartawan Indonesia," ujar Boy Kelana Soebroto.(*)