SEMARAK Universitas Lancang Kuning (Unilak) ke-38 ini, taglinenya "Berbakti, Teruji dan Berperstasi".
Kenapa berbakti? Karena Unilak sudah 38 tahun teruji, masih surprise dan bertahan. Berprestasi, banyak mahasiswa dan dosen-dosen Unilak yang berprestasi. Itulah makna tagline dari hari jadi Unilak tahun ini.
Kemudian apa yang dilakukan Unilak? Dalam rangka rangkaian milad ke-38 ini, Unilak akan membuat film. Dalam film ini ada semangat Unilak disitu. Naskah film ini diambil dari buku sejarah berdirinya Unilak. Di dalam buku itu, tergambar betapa susahnya para tokoh-tokoh Riau dulu mendirikan Unilak. Penuh tantangan. Dan inilah yang didramatisir menjadi suati film yang berdurasi lebih kurang 45 menit. Film yang disutradarai oleh Dosen Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unilak, Jefrizal SHum MSn ini bertujuan agar terdokumentasi sejarah Unilak. Yang pemainnya ada karyawan, dosen dan mahasiswa. Bahkan, salah satu pemainnya juga melibatkan Gubernur Riau Drs H Syamsuar MSi.
Selain membuat film, semarak milad ke-38 tahun ini juga ada lomba video pendek pengalaman kuliah di Unilak untuk mahasiswa dan alumni.
Menariknya lagi, khusus untuk mahasiswa ada lomba tik tok. Segmen lomba ini sengaja dibuat untuk anak muda yang hobby tik tok.
"Apakah itu ilmiah? Menurut saya itu ilmiah. Karena itu bagian dari budaya yang populer yang dilakukan oleh orang pada hari ini," tutur Rektor Unilak Dr Junaidi SS MH dalam acara peluncuran milad-38 Unilak beberapa waktu lalu.
Disamping itu, juga ada lomba video flog. Lomba ini diperuntukkan bagi masyarakat umum. Selain itu, juga ada lomba mengaji online dan lomba pidato untuk siswa Sekolah Menengah Atas dengan tema "Kreatif dan Produktif di Masa Pandemi Covid-19".
Kemudian ada lomba branded learning. Jadi siapa yang branded learningnya kurang bagus, diminta untuk dibaguskan. Apanya yang dilombakan? Materinya kreatif atau tidak dan juri nanti melihat seperti apa materi yang diupload pada branded learning tersebut. Selanjutnya juga ada penyerahan Shinta Award dan Lomba Karya Jurnalistik untuk kalangan wartawan tentang Unilak.
Pesona Segak dan Lawa
Selanjutnya, juga ada Lomba Duta Unilak. Nanti pemenang Lomba Duta Unilak ini yang akan menjadi Tim Promosi kedepan. Dan Duta Unilak ini dinamakan bukan Bujang dan Dara. Tapi dinamakan Cik Segak dan Cik Lawa. Nah ini nanti menjadi maskot Unilak. Yang mana nanti akan dibuatkan boneka maskotnya.
"Kami masuk ke segmen anak-anak muda seperti itu caranya. Jadi Duta Unilak Cik Segak dan Cik Lawa," cakap Rektor dengan penuh semangat.
Latar belakang diangkatnya Cik Segak dan Cik Lawa ini sebagai maskot Unilak, Rektor menjelaskan, itu adalah tokoh Melayu yang laki-laki dan perempuan. Yang laki-laki (Cik Segak) itu adalah sosok intelektual, yang baik dan memiliki jiwa kepahlawanan. Sedangkan Cik Lawa adalah sosok perempuan yang lembut, cantik dan pintar.
"Jadi kami mengadopsi dari cerita-cerita atau kisah-kisah yang ada di Melayu," sebut Rektor.
Dengan adanya tokoh Cik Segak dan Cik Lawa ini, Rektor berharap kepada mahasiswa, dosen dan karyawan Unilak punya nilai seperti Segak. Yakni orang yang tunak, pekerja keras dan punya semangat. Dan Lawa itu menceritakan bagaimana sosok perempuan dalam budaya Melayu.
"Jadi nilai itu yang kami angkat," ucap Rektor.
Berbicara soal sosok maskot Cik Segak dan Cik Lawa ini, Dosen Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unilak Jefrisal SHum MSn menceritkan, dari makna secara kamusnya Cik Segak itu untuk laki-laki yang gagah, ganteng dan rapi. Dan Lawa itu khusus untuk perempuan. Biasanya dalam konteks rupa berwajah cantik dan rapi.
Dalam filosofinya, Segak dan Lawa itu lebih kepada pesona yang hampir sempurna. Artinya dia tampak berpakaian rapi, atitudenya bagus, punya intelektualnya bagus. Itu juga disebut dengan Segak.
"Makanya tak jarang misalnya kita mendengar Segak kali kau hari ini. Begitu juga dengan Lawa," jelas Jefri.
Jadi maknanya secara filosofi lebih dalam, dia (Segak dan Lawa) bermakna pesona yang padu dari unsur yang ada di dalam manusia. Yakni pintarnya, cantiknya dan gantengnya. Jadi padu dia, dalam sopan santunnya dan tata tuturnya. Itulah yang dimaksud dengan Segak dan Lawa ini.
"Tokoh Segak dan Lawa ini umumnya di alam Melayu. Jadi untuk wilayah Melayu Nusantara," sebut Jefri.
Dipilihnya Segak dan Lawa sebagai maskot Unilak, Jefri menyampaikan ini sesuai dengan spirit 38. Dimana di dalam buku detak 38 Unilak, tercermin ada spirit pesona dan kesempurnaan tim yang bekerja keras, punya attitude tokoh-tokoh orang dahulu yang mendirikan Unilak ini atas kehendak yang sama dan atas mimpi yang sama.
"Makanya saya berpikir, saya kaitkan dengan filosofi Segak dan Unilak. Kesempurnaan, keutuhan itu pesona terpadu dalam filosofi yang terkandung di dalam Segak dan Lawa itu," terang Jefri seraya menyampaikan, tujuh nilai Unilak itu ada di filosofi Segak dan Lawa. Ketujuh nilai itu antara lain jujur, religius, visioner dan bijak. Sebenarnya, aplikasi dari Segak dan Lawa itu adalah tujuh nilai tersebut.
Unilak akan Dirikan Prodi Baru
Di usianya ke-38 ini, Unilak akan mendirikan program studi (prodi) baru. Prodi baru ini didirikan dalam rangka untuk membesarkan Unilak kedepan.
"Selama 38 tahun Unilak berdiri, sudah ada 21 prodi. Banyak perguruan tinggi yang berdirinya 5 tahun, lebih banyak prodinya dari Unilak. Makanya kita harus berpikir secara lebih luas untuk pengembangan menambah prodi-prodi itu," ujar Rektor.
Dalam masa pandemi covid-19, walau masuk dalam kondisi New Normal, milad ke-38 Unilak tetap memperhatikan protokol kesehatan. Biasanya gerak jalan ramai-ramai. Tapi pada milad ke-38, unsur pimpinan Unilak khusus melakukan kegiatan jelajah kampus.
Dan jelajah kampus ini bertujuan untuk memperkenalkan lebih dalam kepada semua pimpinan dan karyawan tentang kondisi Unilak yang memiliki lahan ada 55 hektare.(*)
Penulis: Zulmiron