Pekanbaru, Hariantimes.com - Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) melakukan study Elektrifikasi Transportasi Publik Skala Nasional di Pekanbaru.
Elektrifikasi transportasi publik ini dilakukan di Kota Pekanbaru untuk mempelajari studi kasus dari kota percontohan lainnya, serta mengetahui alur perencanaan teknis dan rekomendasi bagi pemerintah pusat dan pemerintah kota terkait elektrifikasi transportasi publik.
Direktur Asia Tenggara ITDP, Gonggomtua Sitanggang menyebutkan, Kota Pekanbaru sebagai representatif kota di luar Pulau Jawa baru saja menetapkan peraturan daerah yang mengalokasikan 5 persen APBD untuk pengembangan transportasi publik. Secara mandiri mengoperasikan transportasi publik tanpa bantuan Buy The Services Kementerian Perhubungan, serta mengimplementasikan bus listrik dalam sistem Trans Metro Pekanbaru.
"Sebagaimana dirangkum dalam studi Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) dengan dukungan ViriyaENB Tahap I (Mei 2023-Mei 2024), upaya elektrifikasi transportasi publik yang ditargetkan Kementerian Perhubungan pada 2030 masih menghadapi hambatan utama. Tantangan utama mencakup tingginya biaya kapital, minimnya komitmen pusat dan daerah, belum adanya model bisnis yang layak, serta keterbatasan kapasitas dan pengetahuan pelaku terkait," ungkapnya pada acara Lokakarya Media dan Seremoni Penutupan Studi Reformasi dan Peta Jalan Elektrifikasi Transportasi Publik Skala Nasional di Kota Pekanbaru, Kota Surabaya dan Kota Surakarta, Rabu (18/06/2025).
Acara ini diisi dengan kegiatan Site Visit mengunjungi Halte STC Ramayana, Halte MPP dan Terminal BRPS bersama Plh Kepala Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru Sunarko, Sr Transport Associate ITDP Indonesia Mizandaru Wicaksono dan Program Director ViriyaENB Randy Rakhmadi serta tim media relations Raisha Wirapersada.
Usai kegiatan Site Visit dilanjutkan dengan acara presentasi yang dibagi tiga sesi.
Sesi 1: “Compact City Electrified: Strategi Percepatan Dekarbonisasi Transportasi dan Perwujudan Kota Layak Huni”.
Untuk sesi 1 ini, pematerinya yakni Direktur Asia Tenggara ITDP Indonesia Gonggomtua Sitanggang dan Transport Associate ITDP Indonesia Kemal Fardianto.
Sesi 2: “Kondisi dan Arah Elektrifikasi Transportasi Publik di Indonesia”. Untuk sesi 2, pematerinya yakni Transport Associate ITDP Indonesia Rifqi Khoirul Anam dan Senior Transportation Associate ITDP Indonesia Mizandaru Wicaksono.
Sesi 3: “Peta Jalan Elektrifikasi Transportasi Publik di Pekanbaru, Surabaya, Surakarta serta Langkah Selanjutnya untuk Perluasan Elektrifikasi di Indonesia”.
Untuk sesi 3, pematerinya Transport Associate ITDP Indonesia Kemal Fardiantodan Transport Associate ITDP Indonesia Syifa Maudini.
Dikatakannya, elektrifikasi membutuhkan sistem transportasi publik yang solid melalui reformasi menyeluruh, bukan sekadar percepatan adopsi kendaraan listrik. Selain itu, kajian strategi implementasi bus listrik di tingkat kota masih sangat terbatas. Karena itu, di Studi Tahap II (Juni 2024-Juni 2025), masih dengan dukungan ViriyaENB, ITDP melanjutkan studi dengan menyusun peta jalan di beberapa kota dengan karakteristik yang berbeda, yang paralel dengan strategi reformasi transportasi publik.
Peta jalan ini diharapkan menjadi contoh konkret perencanaan teknis untuk kota dengan tipologi serupa, yang dapat berkontribusi pada penyusunan peta jalan elektrifikasi transportasi publik nasional.
"Pada kegiatan ini, terdapat 3 kota yang dipilih sebagai representatif tipologi perkotaan di Indonesia yaitu Surabaya, Surakarta dan Pekanbaru. Sebagai representatif kota di luar Pulau Jawa, Kota Pekanbaru baru saja menetapkan peraturan daerah yang mengalokasikan 5 perswlen APBD untuk pengembangan transportasi publik, secara mandiri mengoperasikan transportasi publik tanpa bantuan Buy The Services Kementerian Perhubungan, serta mengimplementasikan bus listrik dalam sistem Trans Metro Pekanbaru," sebut Gonggomtua Sitanggang.
ITDP Indonesia dan ViriyaENB bermaksud mengundang rekan-rekan media untuk mengetahui lebih jauh dan melihat sendiri bagaimana elektrifikasi transportasi publik dilakukan di kota Pekanbaru, mempelajari studi kasus dari kota percontohan lainnya, serta mengetahui alur perencanaan teknis dan rekomendasi bagi pemerintah pusat dan pemerintah kota terkait elektrifikasi transportasi publik.(*)