Wujudkan Transportasi Publik yang Hemat dan Ramah Lingkungan

Pekanbaru adalah Satu Diantara 11 Kota Prioritas yang Dibantu ITDP


Dibaca: 170 kali 
Rabu, 18 Juni 2025 - 21:17:24 WIB
Pekanbaru adalah Satu Diantara 11 Kota Prioritas yang Dibantu ITDP Elektrifikasi transportasi publik.

Pekanbaru, Hariantimes.com - Untuk mewujudkan transportasi massal yang ideal dan menjangkau 30 persen warga Kota Pekanbaru diberbagai rute, diperlukan 499 bus listrik ukuran besar, sedang dan kecil.

Dengan jumlah armada ini, warga kota Pekanbaru akan memiliki akses yang mudah kemana saja. Sehingga tidak lagi terangantung pada penggunaan kendaraan pribadi.

Demikian satu diantara rekomendasi hasil studi Institute for Transportation and Development Policy/Institut Kebijakan Transportasi dan Pembangunan. (ITDP).

Lembaga ini adalah sebuah organisasi nirlaba internasional yang fokus pada pengembangan sistem transportasi berkelanjutan di perkotaan. Mereka bekerja sama dengan Pemko Pekanbaru. untuk menciptakan sistem transportasi yang lebih baik.

Hasil itu dipaparkan dalam Lokakarya Media bertajuk Elektrifikasi Transportasi Publik Perkotaan di Indonesia, Rabu (18/06/2025).

Menurut Direktur Asia Tenggara ITDP, Gonggomtua Sitanggang, Pekanbaru adalah satu diantara 11 kota prioritas yang dibantu ITDP untuk mewujudkan transportasi publik yang hemat dan ramah lingkungan.

Mengapa Pekanbaru termasuk kota yang diprioritaskan ITPDP? Setidaknya ada 4 faktor yang diuraikan pada kesempatan itu. Pertama, Kota Pekanbaru sudah melakukan pelayanan transportasi massal mandiri sejak 2009.

“Ini menunjukkan keseriusan dalam hal membangun transportasi massal yang bermanfaat dan terjangkau oleh warga,” ujar Gonggom lagi.

Kedua, lanjutnya, Pekanbaru menjadi kota pertama di Indonesia yang membuat Perda No Perda No 2/2024 tentang Penyelenggaraan Angkutan Umum Massal.

“Ini luar biasa karena lewat Perda ini ditetapkan 5 persen dari total APBD Kota digunakan untuk peningkatan pelayanan transportasi umum,” ujarnya lagi.

Ketiga, Pekanbaru dinilai paling siap melakukan reformasi layanan angkutan massal lewat elektrifikasi transportasi publik.

“Jadi kita dari ITDP membantu advise berupa saran dan masukan juga kritikan apa yang harus dilakukan agar pelayanan transportasi massal yang lebih hemat dan ramah lingkungan ini bisa terwujud di Pekanbaru,” ujarnya.

Pada lokakarya media tersebut ITDP membaginya menjadi tiga sesi. Sesi pertama pemateri disampaikan oleh  Direktur Asia Tenggara ITDP Indonesia. Gonggomtua Sitanggang dan Transport Associate ITDP Indonesia Kemal Fardianto. Materi yang dibawakan bertajuk “Compact City Elektrified.”

Materi ini berisi strategi percepatan dekarbonisasi transportasi dalam mewujudkan kota layak huni. Apalagi hasil penelitian mencatat bahwa sektor transportasi adalah sektor penghasil emisi GRK kedua terbesar di Indonesia. Dengan beralih kepada bus listrik diharapkan terjadi pengurangan emisi GRK yang menyebabkan polusi udara yang tinggi di perkotaan termasuk di Pekanbaru.

Materi sesi kedua bertajuk “Kondisi dan Arah Elektrifikasi Transportasi Publik di Indonesia” Pemateri sesi II disampaikan oleh Senior Transportation Associate ITDP Indonesia Mizandaru Wicaksono dan Transportation Associate ITDP Indonesia Rifqi Khoirul Anam.

Kedua ahli ini memaparkan mengapa perlu memulai elektrifikasi dari transportasi publik karena pertama, bisa memaksimalkan dampak/manfaat. Kedua, penghematan biaya karena biaya operasional bus listrik lebih murah dari bus biasa. Ketiga, kemudahan perencanaan dan yang ketiga momentum reformasi transportasi publik.

"Penggunaan bus listrik lebih murah dari penggunaan bus konvensional,” ujar Mizan.

Mizan dan Rifki menyampaikan sejumlah rekomendasi kebijakan utama.  Pertama, perlunya landasan hukum target dan peta jalan elektrifikasi transportasi publik. Kedua, peninjauan ulang Bidang Perhubungan sebagai urusan wajib nondasar nasional (UU Nomor 23/2014). Ketiga, instruksi dari Menteri Dalam Negeri ke pemerintah daerah untuk menyusun Perda dan produk hukum terkait KBLBB untuk transportasi publik. Keempat, rekomendasi fiscal.

Sedangkan pada sesi III yang bertajuk Peta Jalan Elektrifikasi  Transportasi Publik di Pekanbaru, Surabaya, dan Surakarta. Tampil sebagai pemateri di sesi ini adalah Narsum Sesi Kemal Fardianto, Transport Associate ITDP Indonesia dan Syifa Maudini, Transport Associate ITDP Indonesia.

Pada bagian ini kedua ahli memaparkan mengapa perlunya dilakukan reformasi dan elektrifikasi angkutan massal. Juga tantangan yang harus diatasi seperti ketiadaan paying hukum dan keterbatasan kapasitas fiscal. Mereka juga merekomendasikan sejumlah model kontrak yang tidak semuanya harus ditanggung pemerintah kota dalam penyelenggaraan reformasi transportasi publik.(*)