Pekanbaru, Hariantimes.com - Rektor Universitas Lancang Kuning (Unilak) Riau Prof Dr Junaidi SS MHum menjadi narasumber dalam Bimbingan Teknis Pengembangan Perpustakaan Perguruan Tinggi (PT) se Riau yang berlangsung mulai Selasa (11/06/2024) hingga Kamis (13/06/2024).
Bimtek yang diadakan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia ini dalam rangka pembinaan dan pengembangan perpustakaan perguruan tinggi di wilayah kerja Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Riau
Bimtek ini diikuti oleh 50 pustakawan/kepala pustaka yang mengelola perpustakaan di perguruan tinggi seperti, Universitas Riau, Universitas Islam Riau, Universitas Muhamadiyah Riau, Universitas Hang Tuah, Universitas Tabrani Rab, Politeknik Kampar dan lain lain.
Prof Junaidi yang menjadi narasumber di hari pertama dalam pemaparan menjabarkan beberapa tantangan perpustakaan. Di antaranya minat baca generasi Z yang mengakibatkan gen jarang ke perpustakaan, dukungan dana baik untuk SDM dan Sarpras. Kemudian pengelolan Perpustakaan yang yang masih konvensional yang menerapkan tumpukan rak-rak buku dan cara pandang pimpinan perguruan tinggi terhadap unit perpustakaan internal.
"Kami di Unilak, perpustakaanya telah berakreditasi A. Kemudian dalam pengelolaanya telah terintegrasi. Koleksi buku digital tersedia, koleksi jurnal, aplikasi sistem informasi pendukung juga tersedia. Dan Unilak siap untuk mendukung dan berkolaborasi dengan perguruan tinggi lainnya di Riau untuk mendorong peningkatan akreditasi A untuk perpustakaan. Di Riau hanya ada beberapa perguruan tinggi yang perpustakaannya berakreditasi A," ujar Prof Junaidi.
Ditambahkan Prof Junaidi yang juga pengurus Dewan Pustakawan Nasional ini, persoalan perpustakaan selain terjadi di perguruan tinggi, juga terjadi di sejumlah sekolah baik jenjang SD hingga SMA sederajat.
"Saya menemukan persoalan yang sama ketika turun ke sejumlah kabupaten/kota di Riau," katanya.
Pada pemaparan yang dilakukan, Prof Junaidi juga memberikan solusi bagi perpustakaan. Di antaranya peningkatan akreditasi, penggunaan teknologi informasi yang terintegrasi, peningkatan koleksi digital, memiliki perencanaan program yang baik, pelatihan staf yang profesional, kemampuan marketing komunikasi baik itu institusi maupun SDM, desain interior yang menarik minat baca, serta program kerja berkelanjutan.
"Saat ini masyarakat/pengunjung ingin kemudahan. Maka solusinya perpustakaan digital ini yang dilirik, tanpa mengesampingkan perpustakaan konvensional. Saya dorong pustakawan di perguruan tinggi menjadi leader dalam peningkatan kualitas perpustakaan. Menurut saya perpustakaan masa kini harus seperti cafe, dibikin senyaman mungkin, betah berlama-lama, enak dipandang," sebut Prof Junaidi.
Bimtek juga diisi dengan diskusi dan tanya jawab, beberapa pertanyaan berkaitan manfaat akreditasi perpustakaan bagi perguruan tinggi. Kemudian mendorong Perpustaakan Wilayah Riau Soeman HS untuk bersinergi dengan perpustakaan perguruan tinggi se Riau. Selain Prof Junaidi turut menjadi narasumber yaitu Kadis Perpustakaan Riau Mimi Yuliani Nazir, Perwakilan Kepala LLDIKTI Wilayah X.(*)