Yusmar Yusuf Juluki Isyam sebagai The Golden Boy yang Gaul, Hangat dan "Gentile“


Dibaca: 1085 kali 
Rabu, 06 Desember 2023 - 14:38:41 WIB
Yusmar Yusuf Juluki Isyam sebagai The Golden Boy yang Gaul, Hangat dan Guru besar Universitas Riau, Prof Yusmar Yusuf.

BAGAIMANA sosok calon Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Riau, Raja Isyam Azwar di mata budayawan dan guru besar Universitas Riau, Prof Yusmar Yusuf?

Yusmar menjuluki Isyam sebagai The Golden Boy yang gaul, hangat dan "gentile“.

“Lincah berinteraksi secara berkaidah. Itulah modal agung yang dipunyai Raja Isyam Azwar yang anti kemapanan. Lewat terobosan-terobosan jenial, dia beradu dengan segala gelombang zaman,” ujar Yusmar.

Menurut Yusmar, Isyam memiliki endapan “pembacaan” atas samudera semesta jurnalisme. Isyam juga punya sejarah kepemimpinan di media cetak dan elektronik. Itulah modal yang dirindui oleh sosok pengurus partai politik atau calon anggota legislatif. Tapi, Isyam tak tergoda menuangkan diri dan menyepuh dirinya di ruang politik praktis yang pro baliho itu.

“Pandanglah ke masa depan. Jangan gamang menyentuh titik terendah. Regarde toujours devant, n'aie pas peur de toucher le fond. Mungkin inilah wawasan Isyam tentang kehidupan dan jurnalisme sebagai benderang semesta itu,” ujar Yusmar.

Sejak awal reformasi, dalam silat gayung Isyam menakhodai media khusus politik yakni WataN.

WataN, ketika itu adalah media jangkauan menengah. Selain WataN, Isyam juga pemimpin media berwawasan kebudayaan yang kuat dulu yakni Riau Pos. Kini menerajui media yang mendekati mati suri, Genta dan menyala kembali di tangan Isyam.

Isyam telah menempuh berbagai lautan gelombang dunia media. Di awal masa Reformasi dengan menakhodai WataN. Pada masa puncak jaya media cetak dengan menerajui Riau Pos. Lalu kini di era senja media cetak menjadi pemimpin Genta.

Latar belakang kesarjanaan yang bersilang dengan profesi kewartawanan, lanjut Yusmar, menunjukkan Isyam memang sosok yang peduli akan kehadiran garis demarkasi produktif urban-rural: ngopi-ngopi ganteng dan pekebun sepi di ruang pastoral pedesaan.(*)