Pekanbaru, Hariantimes.com - Tor Tor dan Randai Kuansing memeriahkan hari kedua pelaksanaan wisuda sarjana ke-67 dan pascasarjana ke-17 Universitas Lancang Kuning (Unilak), Kamis (19/10/2023).
Tari Tor-Tor dan Randai Kuansing ini menjadi acara hiburan terkhusus yang pernah dilakukan Unilak saat diadakannya wisuda.
Tari Tor Tor dibawakan oleh Sanggar Seni Badhayana Amerta dari Fakultas Hukum dan Randai Kuansing dari Sanggar Seni Fakultas Ilmu Budaya Unilak.
Para penari yang merupakan mahasiswa Unilak ini tampil dengan pakaian adat ciri khas Sumatera Utara (Sumut) menari didepan panggung senat dan mahasiswa. Tari Tor Tor dan Randai dibawakan selama 45 menit.
Di momen hari bahagia wisuda, Rektor Unilak Prof Dr Junaidi SS MHum bahkan ikut menari bersama para orangtua dan wisudawan. Suasana berbaur, gembira dan kekeluargaan terasa jelas saat berlangsungnya tarian.
Dengan menggunakan toga dan samir, Prof Junaidi tak canggung ikut menari. Bahkan beberapa mahasiswa memberikan uang kepada para penari.
Selain Prof Junaidi, Wakil Rektor I Dr Zamzami MKom, Wakil Rektor II Hardi SE MM, Wakil Rektor III Dr Bagio, jajaran dekan juga ikut menari Tor Tor dan Randai Kuansing.
Rektor Unilak Prof Dr Junaidi dalam sambutanya menyebutkan, pencak silat, Tari Tor Tor dan Randai Kuansing sengaja ditampilkan untuk menghibur para orangtua dan wisudawan di momen bahagia.
Makna dari ditampilkannya tarian itu adalah, Unilak merupakan kampus yang mendukung budaya, adat dan istiadat Indonesia. Indonesia kaya akan adat dan tradisi, maka sudah sepatutnya untuk dipertahankan di lestarikan.
Di Unilak, mahasiswa berasal dari ragam suku budaya tanah air Indonesia. Di Unilak, keanekaragaman budaya tadi bertemu dan terjalin.
"Maka sudah saat kita bangga akan budaya dan adat. Mahasiswa Unilak ada yang dari Sumatera Barat (Sumbar), Sumut, Jawa, Nias, Kalimantan Bugis dan lain-lain dan bertemu semua di Lancang Kuning. Maka Unilak ingin berkomitmen menjaga ragam budaya dan Kebhinekaan di Indonesia," ujar Prof Dr Junaidi.
Dukungan adanya tarian Tor Tor dan Randai Kuansing disampaikan oleh salah seorang orangtua wisudawan yang hadir. Hal ini disampaikan oleh sepasang suami istri Albo Nabean Herlina Manulang yang berasal dari Tobasa.
"Saya sangat bahagia anak saya bisa wisuda di Unilak. Apalagi ada tarian Tor Tor tadi, senang banget. Ini tadisi budaya orang Batak. Pada hakekatnya kita harus kembangkan dan lestarikan semua budaya di Indonesia," ucapnya
Dukungan hal yang sama juga disampaikan oleh Surlinawati yang berasal dari Pangean Kuansing.
"Saya senang hadir di wisuda Unilak. Gak sangka juga ada tarian Randai tadi. Seperti di kampung kami, Kuansing. Yang wisuda anak kedua, hari ini ada 15 orang keluarga yang hadir di Labersa, kami sampai di Pekanbaru kemarin," ujarnya.
Pada wisuda sarjana ke-67 dan magister ke-17 ini, Unilak mewisuda sebanyak 1.094 wisudawan/wati, dengan wisudawan sarjana strata 1 sebanyak 967 orang dan Pascasarjana sebanyak 127 orang. Dengan rincian Pascasarjana 127 orang, Fakultas Ilmu Administrasi 96 orang, Fakultas Ekonomi dan Bisnis 241 orang, Fakultas Teknik 82 orang, Fakultas Pertanian 56 orang, Fakultas Hukum 203 orang, Fakultas Ilmu Budaya 64 orang, Fakultas Ilmu Komputer 136 orang dan Fakultas Pendidikan dan Vokasi 64 orang.(*)