Pengukuhan Pengurus DPD Paguyuban Keluarga Besar Pujakesuma, Bagus Santoso Sampaikan Filosofi Adiluhung Jawa


Dibaca: 637 kali 
Ahad, 14 Mei 2023 - 20:30:00 WIB
Pengukuhan Pengurus DPD Paguyuban Keluarga Besar Pujakesuma, Bagus Santoso Sampaikan Filosofi Adiluhung Jawa Acara pengukuhan Pujakesuma dihadiri Bupati Kanjeng Mas Tumenggung Kasmarni Purbaningtyas didampingi suami tercinta Bupati ke'14 Amril Mukminin SE MM serta Wabup Bagus Santoso.

Bengkalis, Hariantimes.com - Wakil Bupati (Wabup) Bengkalis Dr H Bagus Santoso berpesan kepada seluruh pengurus dan anggota Paguyuban Keluarga Besar Pujakesuma agar gerakan mencapai cita-cita mulia baik perorangan maupun organisasi dengan ajaran Filosofi Adiluhung Jawa yang diajarkan Kanjeng Sunan Kalijaga yaitu NGLURUK TANPO BOLO, MENANG TANPO NGASORAKE, SEKTI TANPO AJI AJI, SUGIH TANPO BONDHO.

Bahwa dalam kehidupan untuk mencapai sesuatu yang baik hendaknya; Berjuang tanpa massa, Menang tanpa merendahkan atau mempermalukan lawan. Berwibawa tanpa mengandalkan kekuatan, Kaya tanpa didasari kebendaan.

Demikian pesan dan arahan Bagus Santoso sebagai Ketua Dewan Pembina DPD Pujakesmua Kabupaten Bengkalis pada sambutan pengukuhan Pengurus DPD Paguyuban Keluarga Besar Pujakesuma Kabupaten Bengkalis yang dilaksanakan di Hotel Surya Kota Duri Kecamatan Batin Solapan, Minggu (14/05/2023).

Makna dari Filosofi tersebut, jelas Bagus Santoso, ngluruk tanpa bala. Dalam ssbuah kompetisi, bahkan peperangan tak harus dilakukan dengan melibatkan bala tentara atau pasukan yang ramai. Adakalanya pada kompetisi demokrasi serta peperangan dapat dimenangkan tanpa harus melibatkan. Apalagi mengorbankan orang lain. Dan itu dapat dilakukan dengan mengatur siasat. Sedangkan Menang tanpa ngasorake, menang tanpa merendahkan.

"Seringkali saat kita memenangkan sesuatu lalu kita jumawa, pongah dan terjatuh dalam penyakit sombong merendahkan dan menyakiti hati musuh kita baik sengaja maupun karena kekhilafan kita. Menang tanpa ngasorake itu berfungsi sebagai dua hal, yaitu memperbanyak kawan dan menyedikitkan musuh," papar Bagus Santoso.

Selanjutnya sakti tanpa aji. Ada ungkapan khas dikalangan orangtua kita. Jurus paling sakti adalah tidak punya musuh. Dalam ungkapan yang lain adalah jurus paling sakti adalah budi pekerti. Kesaktian bukan diukur dari seberapa banyak kita menguasai aji-aji, atau jimat sekebal apa kita menghadapi senjata tajam, akan tetapi kesaktian tertinggi adalah perbuatan baik kita, budi pekerti kita. Karena dengan budi pekerti, maka kita tak akan mempunyai musuh, semua orang menyukai kita, dan penghuni langit-pun juga mendoakan kita.

Makna sugih tanpa bandha, kekayaan tidak semata diukur dengan kepemilikan harta secara absolut. Kekayaan hati kebahagian adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan orang Jawa. Menjadi kaya jika hati kita sudah bisa nrimo (menerima), tidak membanding-bandingkan dengan orang yang secara materi yang berada diatasnya karena sadar bahwa masih ada juga yang berada dibawah kita di jagad ini.

Bagus Santoso merasa tersanjung dan bahagia atas kehadiran dan sokongan Bupati Kasmarni dan Bupati ke-14 Amril Mukminin.

"Alhamdulillah Pujakesuma begitu istimewa. Tidak semua acara Bupati dan Pak Amril berkesempatan meluangkan waktunya bersamaan. Semoga membawa semangat kekompakkan antara pemimpin dengan warga khususnya Pujakesuma,” ucap Bagus Santoso disambut tepuk tangan gemuruh.

Acara pengukuhan Pujakesuma terbilang istimewa dengan kehadiran lengkap Bupati Kanjeng Mas Tumenggung Kasmarni Purbaningtyas didampingi suami tercinta Bupati ke'14 Amril Mukminin SE MM serta Wabup Bagus Santoso.

Disamping juga hadir sejumlah pejabat dan organisasi, Paguyuban dari Pemprov Riau dan Pemkab Bengkalis diantaranya Joko Edi Imhar mewakili Gubri, Iwandi Anggota DPRD Riau, Septian Nugraha Anggota DPRD Bengkalis, M Arsa Fadillah Bacaleg Dapil Batin Solapan, Anton S Ketua DPW Pujakesuma Riau, Forkompinda, Plt Sekda dr Ersan, Asisten Andres Wasono, sejumlah Jajaran kadis, Camat Mandau, Pinggir, Bhatsol dan seluruh undangan yang memenuhi ruangan dan halaman Hotel Surya.(*)