Kearifan Lokal di Riau Bisa Jadi Tujuan Merdeka Belajar


Dibaca: 1197 kali 
Kamis, 15 September 2022 - 14:15:09 WIB
Kearifan Lokal di Riau Bisa Jadi Tujuan Merdeka Belajar Pimpinan Komunitas Rumah Sunting yang juga Budayawan Riau Kunni Masrohanti.

Pekanbaru, Hariantimes.com - Di Riau, kearifan lokal yang bisa menjadi tujuan merdeka belajar sangat banyak.

Baik yang berhubungan dengan kuliner, sejarah, adat istiadat, sastra lisan, seni daerah dan lain sebagainya.

Pimpinan Komunitas Rumah Sunting yang juga Budayawan Riau Kunni Masrohanti mengatakan, proses belajar mengajar tentang kearifan lokal sebaiknya dilakukan dengan lengsung turun ke lapangan atau mengunjungi objek kearifan lokal tersebut.

"Dengan merdeka belajar, siswa dan guru diharapkan lebih kreatif. Kalau tema tahun ini tentang kearifan lokal, sebaiknya guru dan siswa turun ke lapangan, mengunjungi dan melihat langsung seperti apa kearifan lokal tersebut," kata Kunni.

Dijelaskan kunni, kurikulum merdeka belajar yang bertujuan agar siswa-siswi berfikir merdeka dan memberikan karya terbaik bagi bangsa, tidak hanya bisa mengandalkan pelajaran di dalam kelas saja.

Ini juga sesuai dengan sistem pembelajaran merdeka belajar yang menuntut pihak sekolah agar  lebih kreatif dan guru lebih leluasa mengembangkan cara belajar, termasuk di luar kelas.

"Tahun ini tema merdeka belajar tentang kearifan lokal. Terkait hal ini dan disesuaikan dengan tujuan merdeka belajar," katanya.

Dikatakannya, memahami kearifan lokal secara tekstual di dalam kelas sangat berbeda ketika siswa dan siawi harus turun ke lapangan. Sebab, siswa bukan hanya melihat, tapi juga terlibat langsung dalam prosesi itu, wawancara dengan pelakunya, sehingga sangat merasakan bagaimana kearifan lokal suatu daerah dilksanakam dan terjaga dengan baik

Kunni mencontohkan kearifan lokal di Kabupaten Kampar, khususnya Kecamatan Kampar Kiri Hulu.

Di sini, kata Kunni, masih dijalankan tradisi Semah Rantau, Turun Mandi, Bongkar Lubuk Larangan atau Mancokou Ikan, Batimang, Malalak, Calempong, dan lain sebagainya.

"Melihat langsung Lubuk Larangan dibuka lalu ikannya diambil beramai-ramai oleh masyarakat dengan turun ke sungai, dimasak dan makan bersama, itu pasti pengalaman yang luar biasa bagi siswa dan siswi. Apalagi mereka ikut turun ke sungai, menangkap ikan  atau melihat ikan yang ditangkap sebesar betis orang dewasa,  pasti banyak yang akan mereka ceritakan, mereka tulis, mereka rekam, sehingga jadi karya yang luar biasa," kata Kunni lagi.(*)