Kanal

Masalah Bencana Karhutla, Kapolda Riau: Kita Harus Segera Punya Solusi Permanen

Pekanbaru, Hariantimes.com - Kepolisian Daerah (Polda) Riau ada solusi permanen dalam menangani kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Bumi Lancang Kuning.

Langkah yang akan diambil, yakni akan memperkuat kerjasama antar institusi dan pihak terkait.

''Kerjasama ini tentu untuk melewati segala rintangan dalam penanganan karhutla di Riau,'' tegas Kapolda disela pertemuan dengan Menteri Lingkungan Hidup (LHK) Dr Ir Siti Nurbaya Bakar MSc saat melakukan kunjungan kerja (kunker) di Riau, Sabtu (18/07/2020).

Apa yang dicapai saat ini, sebut Kapolda, sudah cukup tertangani dengan baik. Semua itu berkat dukungan dan bantuan semua pihak. Artinya, kerjasama ini akan diteruskan hingga tujuan Riau bebas asap dapat terlaksana.

"Yang diharapkan, yakni ada solusi permanen yang perlu dirumuskan. untuk mewujudkan hal itu, perlu adanya kebersamaan yang dilakukan bersama-sama. Dan saya rasa, sampai saat ini kita masih membangun Riau untuk lebih maju kedepan,'' ujar Kapolda sembari menyampaikan, Pemerintah maupun aparat kepolisian dan TNI sudah bekerjasama dalam menangani karhutla.

"Yang diharapkan ada solusi permanen. Itu yang perlu kita rumuskan bersama-sama. Masalah bencana karhutla ini, kita harus segera punya solusi permanennya. Dan itu akan kami tindaklanjuti dan akan kami lakukan ke depannya," ujar Kapolda.

BPBD Siapkan Dua Helikopter Patroli

Sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau telah menyiapkan enam helikopter water bombing dan dua helikopter patroli untuk mengantisipasi terjadinya karhutla.

Helikopter ini akan dioperasikan apabila ditemukan titik api yang memang sulit terjangkau oleh tim darat. Jika titik api mudah terjangkau, maka akan mengutamakan pemadaman lewat tim darat.

"Pada saat ini  telah disiagakan 6 helikopter water bombing dan 2 helikopter patroli. Helikopter ini akan segera diluncurkan jika lokasi kebakaran sangat jauh dari jangkauan yang terkadang lokasi titik api berada di tengah hutan," sebut Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Riau, Jim Gafur saat Press Conference (Presscon) di Gedung Daerah Balai Pauh Janggi, Sabtu (18/07/2020).

Menurut Jim Gafur, pemadaman water bombing ini sangat dibutuhkan apabila lokasi pemadaman sulit dijangkau melalui akses darat maupun akses sungai.

"Pemadaman water bombing ini sebagai upaya kita agar lebih siaga dalam penanganan kebakaran hutan," kata Jim Gafur seraya berharap di tengah masa pandemi Covid-19 tidak terjadi bencana asap di Provinsi Riau.

"Di tengah pandemi Covid 19, Provinsi Riau juga dalam kondisi siaga darurat Karhutla. Namun kita berharap tidak ada bencana asap," harap Jim Gafur sembari menyampaikan, penetapan status siaga darurat Karhutla di Riau sejak 11 Januari hingga 31 Oktober 2020. Upaya yang dilakukan BPBD Riau yakni bersinergi dengan stakeholder terkait upaya pencegahan dan pemadaman titik api yang terdeteksi.

"Upaya sinergi yang dilakukan di musim kemarau tahap pertama yaitu bulan Februari dan Maret kita telah melakukan beberapa upaya pencegahan dan upaya pemadaman pihak bersama stakeholder terkait. Upaya pencegahan dan upaya pemadaman hospot ini menurunkan tingkat kebakaran dibandingkan tahun lalu sampai 61 persen. Alhamdulillah, upaya yang kita lakukan bersama menurunkan tingkat kebakaran dibandingkan tahun lalu," beber Jim Gafur.

Pada saat ini, ungka Jim Gafur, luas kebakaran yang sudah terjadi yaitu 1.378 hektare. Dan pada Juli 2020 ini terdapat 122 hotspot. Setelah dilakukan patroli dan upaya pengecekan langsung ke lokasi, ternyata hotspot ini tidak terdapat titik api.

"Satelit akan mendeteksi suhu panas. Di mana suhu panasnya muncul di permukaan bumi, maka akan terdeteksi sebagai titik hotspot. Ini merupakan upaya-upaya deteksi dini yang dilakukan. Diharapkan tentunya tidak terjadinya kebakaran hutan dan tidak meluas," harap Jim Gafur.(*)

Berita Terkait

Berita Terpopuler