Kanal

Bagus Santoso: Caleg Terpilih Tidak Peduli dengan Pemilihnya

Siak, Hariantimes.com - Calon anggota DPR RI nomor urut 5 dari Partai Amanat Nasional (PAN) H Bagus Santoso SAg MP mengakiri masa kampanye Dialogis bersama Ketua DPD PAN yang juga menjabat Bupati Siak Drs H Alfedri MSi, Senin (13/04/2019).

Kampanye dialogis tersebut berlangsung di dua titik yaitu Desa Tuah Indrapura dan Sabak Permai, Kecamatan Bandar Sungai, Kabupaten Siak.

Sampai masa penutupan kampanye, Bagus Santoso selalu mendapat respon luar biasa. Warga tumpah ruah untuk mendengarkan orasi politik dengan ciri khas menambah pencerahan dan pandangan politiknya, terutama menyorot ketertinggalan pembangunan. 

Padahal menurut pandangannya, seharusnya Riau bisa membangun lebih maju dan pesat karena memiliki kekayaaan dan penyumbang devisa negara. 

“Riau atas minyak bawah minyak. Kekayaan Riau seharusnya untuk kemakmuran dan kemajuan Riau. Tapi apa yang terjadi? Riau tertinggal infrastruktur tak memadai. Lebih miris lagi, masih banyak desa-desa yang belum menikmati listrik. Kenapa terjadi? karena Duit Riau hanya satu sen yang kembali ke Riau dibandingkan dengan yang berhenti di Jakarta," beber Bagus Santoso.

Bagus Santoso juga menyoroti banyaknya perusahaan yang mengekploitasi kekayaan alam Riau yang belum dirasakan manfaat dan manisnya keberadaan perusahaan terhadap masyarakat Riau. Bahkan lebih banyak terjadi konflik yang berkepanjangan antara masyarakat dan perusahaan. 

“Banyak perangai perusahaan Pertambangan, Perkebunan. Ada minyak, gas, kuari, batu bara. Sawit, pohon akasia yang hanya memikirkan keuntungan tapi cuai dengan masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah operasionalnya. Ini harus kita evaluasi bersama, agar perusahaan membawa manfaat buka mudharat," tegas Bagus Santoso disambut teriakan setuju seluruh warga.

Bagus Santoso menegaskan, kewajiban Partai politik di antaranya memberikan pendidikan dan pencerdasan politik terhadap rakyat. Bukan sebaliknya parpol menyajikan menu politik yang membuat rakyat ditinggalkan setelah politisi meraih kursi. 

Setiap kali pertemuan rakyat selalu berteriak marah dan jera Karena caleg yang dipilihnya tak pernah balik lagi jangankan ikut memajukan kampung hanya sekedar menyambangi saja tidak pernah. Dan baliknya lima tahun pas mau pemilu lagi. 

Tidak baliknya caleg menyambangi warga bukan karena kesalahan rakyat yang telah mencoblosnya tetapi karena kesalahan parpol yang dengan sadar megirimkan Caleg drop-dropan dari luar daerah pemilihan (dapilnya). Banyak parpol yang memasang caleg bukan sosok yang tinggal dan memahami Riau. 

“Disinilah letak kesalahan parpol yang secara sadar mengirim caleg ke dapil yang tak paham ada apa dan harus berbuat apa untuk dapilnya sehingga rakyat kecewa,” imbuh Bagus.

Faktor lainnya, Caleg terpilih tidak peduli dengan pemilihnya. Karena ada unsur money politik atau NPWP (nomer piro wani piro). Ada penjual ada pembeli, caleg menyebar duit recehan 50 ribuan dan diambil oleh pemilih. Maka caleg terpilih merasa sudah selesai kewajibannya  karena merasa sudah membeli suara meskipun dengan harga yang murah.

“Saatnya kita tinggalkan tradisi politik menyesatkan ini. Kampung kita tak akan maju, rezeki kita tak berkah gara- gara duit 50 ribuan, jelas ketentuan dilarang dan Ustadz Abdul Somad  menyampaikan ini masuk perkara yang diharamkan," imbau Bagus Santoso.

Menutup masa kampanye, Bagus Santoso nawaitu mencalonkan menjadi Anggota DPR RI dapil Riau 1 berkomitmen ikhlas untuk turut serta membangun dan menjayakan Riau dengan semangat persaudaraan dan ke bersamaan seluruh masyarakat Riau. Memasuki masa tenang pemilu 2019, Bagus Santoso telah berhasil menuntaskan  program lawatan  keliling kampung tembus 125 titik di wilayah Dapil Riau 1 meliputi Kota Pekanbaru, Dumai, Bengkalis, Dumai, Meranti, Rokan Hulu, Rokan Hilir dan Siak.(*/ron)

Berita Terkait

Berita Terpopuler