Hari Raya Adat di Kerajaan Rantau Gunung Sahilan Layak Menasional


Dibaca: 1640 kali 
Selasa, 03 Mei 2022 - 23:15:00 WIB
Hari Raya Adat di Kerajaan Rantau Gunung Sahilan Layak Menasional Ketum DPH LAMR Datuk Seri Taufik Ikram Jamil dan pengurus LAMR lainnya foto bersama Yang Dipertuan Agung Kerajaan Rantau Kampar Kiri Gunung Sahilan T Nizar.

Pekanbaru, Hariantimes.com - Hari Raya Adat yang sudah mentradisi di kawasan Kerajaan Rantau Kampar Kiri Gunung Sahilan, Kabupaten Kampar, Riau, layak menasional.

Bagaimana tidak? Karena Hari Raya Adat ini kaya dengan pesan-pesan kearifan lokal yang dapat menjadi pembentukan karakter bangsa. Setidak-tidaknya, kegiatan ini dapat terdaftar dalam Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia. Sehingga wajib dipelihara dan dikembangsuburkan tidak saja pemangku kebudayaan setempat, tetapi juga oleh pemeridikat

Hal itu diutarakan Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian Lembaga Adat Melayu Riau (Ketum DPH LAMR) Datuk Seri Drs Taufik Ikram Jamil MIkom dalam sambutannya pada Hari Raya Adat Kerajaan Rantau Kampar Kiri Gunung Sahilan, Selasa (03/05/2022).

Menurut Taufik Ikram Jamil, ini merupakan tugas pertamanya setelah dikukuhkan sebagai Ketum DPH oleh Gubernur Riau akhir pekan lalu. Bersamanya dikukuhkan pula Datuk Seri H Raja Marjohan Yusuf sebagai Ketum Majelis Kerapatan Adat (MKA), beserta semua unsur pengurus termasuk Dewan Kehormatan Adat (DKA). 

Menurut Datuk Seri Taufik, kegiatan ini tidak saja langka di Riau, tetapi juga Indonesia. Nilai yang dibawanya amat kuat seperti pengukuhan silaturahim dengan menjemput antar datuk oleh datuk-datuk itu sendiri. Kemudian dilanjutkan menjemput Raja Rantau Kampar Kiri Gunung Sahilan T Nizar berserta permaisuri dan perangkat kerajaan lainnya. Mereka kemudian bersama-sama menuju alun-alun untuk menemui masyarakat banyak. 

Setiba di alun-alun, berbagai hal ditampilkan termasuk keragaman karya seni sebagai manifestasi pesan adat. Istimewanya lagi ditegakkan panji-panji adat setiap suku, diringi dengan pembacaan terombo adat Rantau Kampar Kiri Gunung Sahilan, yang menggugah rasa kebersamaan dan adab pergaulan sesama. Berbagai kegiatan dilaksanakan mengiringi pertemuan ini seperti pacu sampan antar suku.

“Ini semua mengajarkan antara lain bagaimana kita harus selalu ingat kepada jati diri, kepada sejarah, untuk pembangunan masa depan,” kata Datuk Seri Taufik. 

Menurutnya, sudah pada tempatnya LAMR ikut mendorong kemajuan aktivitas adat di Gunung Sahilan, misalnya Hari Raya Adat itu sendiri menjadi WBTB Indonesia. Apalagi, hubungan LAMR dengan Kerajaan Rantau Kampar Kiri Gunung Sahilan sangat erat, karena ninik-mamak di kawasan ini ikut mendirikan LAMR tahun 1970. 

Sebelumnya, Yang Dipertuan Agung Kerajaan Rantau Kampar Kiri Gunung Sahilan T Nizar berharap LAMR dapat menjadi perpanjangan tangan pihaknya dengan pemerintah Provinsi Riau sesuai dengan daya upaya yang ada di bidang adat. 

Selain itu, ia juga berharap pemerintah setempat untuk menambah perhatian infrastruktur seperti jalan dan surat-surat kepemilikan seperti tanah. 

Camat Gunung Sahilan Musnaini mengatakan, perhatian kepada apa yang disebut pewaris Kerajaan Rantau Kampar Kiri Gunung Sahilan tersebut, memang sudah menjadi kewajiban dari pihaknya. Dan telah meminta perangkat desa setempat menginventarisasi keadaan dan persoalan untuk dicarikan jalan keluarnya dalam musyawarah pembangunan.(*)