Beri Penghargaan Penari Massal, Perhatian Suhardiman Amby Dipuji Seniman Epi Martison


Dibaca: 1074 kali 
Rabu, 23 November 2022 - 14:59:28 WIB
Beri Penghargaan Penari Massal, Perhatian Suhardiman Amby Dipuji Seniman Epi Martison Plt Bupati Kuansing H Suhardiman Amby Saat Menyapa Puluhan Ribu Masyarakat Ketika Mengumumkan Penganugerahaan Penghargaan Kepada Peserta Penari Massal Terbaik Dimalam Puncak Penutupan Porprov X Riau di Lapangan Limuno Teluk Kuantan, Selasa (22/11/202

TELUK KUANTAN, HarianTimes.com 
Epi Martison, Sang Komposer sekaligus Sutradara Tari Massal yang merupakan Anak Jati Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau memberikan apresiasi yang luar biasa kepada Pemerintah Daerah (Pemda) Kuansing yang dipimpin oleh Plt Bupati Drs H Suhardiman Amby Ak MM.

Dimana hal itu, berkat kepedulian dan perhatian Suhardiman Amby terhadap kesenian, dalam hal ini tari massal. Dimana Suhardiman Amby memberikan anugerah penghargaan terhadap penari massal terbaik selama kegiatan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) X Riau Tahun 2022 di Kabupaten Kuansing.

“Kita bersyukur sekali, baru tahun ini ada perhatian terhadap tari masal yaitu ada penghargaan tertinggi terhadap Seni, pemilihan penari massal terbaik dari pak Bupati Suhardiman Amby, Alhamdulillah terimakasih banyak pak Bupati Suhardiman Amby, semoga cita cita bapak mulus lancar dan tercapai sampai akhir dalam lindunganNya (Allah SWT). Aamiin,” ungkap Epi Martison kepada HarianTimes.com di Teluk Kuantan, Rabu (23/11/2022).

Selain itu, Epi Martison juga mengucapkan terimakasih kepada Ketua Umum (Ketum) Majelis Kerapatan Adat (MKA) Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kuansing Datuk Seri Pebri Mahmud, Sekretaris Daerah (Sekda) Kuansing H Dedy Sambudi SKep SKM MKes, Ketum KONI Kuansing Andi Aheng Cahyadi, Ketua Dewan Kesenian Kuantan Singingi (DKKS) Hj Yulia Suhardiman, serta seluruh Kepala Sekolah dan orang tua peserta tari massal.

Menurut Epi Martison, tari kolosal yang bertema "SEMARAK MERENGKUH MARWAH".(KEJAR PRESTASI RAIH SILATURRAHMI) itu, merupakan terinspirasi dan mengetahkan bentu suka cita para atlet dari sebuah pelatihan hingga menjadi seorang atlet yang profesional.

“Karya ini terinspirasi, dan mengetengahkan tentang sketsa sketsa sukacita atlit disebuah pusat pelatihan atlit, diawali dengan berdoa, sarapan, pemanasan, semangat latihan, semangat bertanding dan akhirnya meraih kemenangan lalu hiporia dan syujud syukur,” beber Epi Martison yang juga merupakan Penata Artistik.

“Kami akan terus berkesenian dan akan terus berkarya untuk kami dan syukur syukur bisa untuk negeri kami, terutama Kabupaten Kuantan Singingi tercinta. Aamiin,” tandas Epi Martison yang juga merupakan seorang Koreografer itu.*