PT BRJ Ingkar, Masyarakat Bentrok Dengan Diduga Orang Bayaran Akibatkan 7 Warga Terluka


Dibaca: 1927 kali 
Jumat, 21 Oktober 2022 - 23:59:00 WIB
PT BRJ Ingkar, Masyarakat Bentrok Dengan Diduga Orang Bayaran Akibatkan 7 Warga Terluka Foto Disensor

TELUK KUANTAN, HarianTimes.com Pecah bentrokan diantara 2 kubu, yakni PT Barito Riau Jaya (BRJ) dengan Kelompok Tani (Poktan) Maju Sejahtera Desa Muara Langsat Kecamatan Sentajo Raya (Sentra) Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau.

Dimana kedua kubu ini saling klaim memiliki surat tanah kepemilikan terhadap lahan perkebunan sawit yang kini diduduki oleh PT BRJ tersebut, dimana hal ini terjadi diduga akibat tidak bisa menahan diri dari kedua belah pihak yang bertikai.

Kapolres Kuansing AKBP Rendra Oktha Dinata SIK MSi melalui Kapolsek Benai Iptu Donal Jonson Tambunan SH ketika dikonfirmasi HarianTimes.com pada Jum’at (21/10/2022) malam, membenarkan bahwa telah terjadi pertikaian antara dua kubu yang saling mengklaim lahan perkebunan sawit tersebut.

“Sebenarnya Forkompimcam Sentajo Raya sudah melakukan upaya mediasi terhadap kedua belah pihak, antara PT Barito Riau Jaya dengan masyarakat kita Kelompok Tani Maju Sejahtera Desa Muara Langsat, yakni pada 13 Oktober 2022 yang lalu, dimana kedua belah pihak diminta untuk menahan diri sampai ada keputusan dari hasil mediasi yang dilakukan, namun sebelum langkah kedua dilaksanakan tiba tiba terjadi konflik dari kedua kubu,” jelas Iptu Donal Jonson Tambunan.

Dari informasi yang dapat dirangkum HarianTimes.com dilapangan, dari bentrokan kedua kubu tersebut, mengakibatkan sejumlah orang terluka akibat sabetan benda tajam.

“Iya, ada sekitar 7 orang yang luka luka akibat terjadinya bentrokan ini, baik itu dari pihak masyarakat kita Desa Muara Langsat maupun pihak PT Barito,” ujar Donal.

Sementara itu, secara terpisah Plt Camat Sentajo Raya Jon Hendri SAg MSi ketika dikonfirmasi HarianTimes.com juga membenarkan hal tersebut. Dimana kata Jon Hendri, sebenarnya berdasarkan hasil rapat mediasi yang dilaksanakan pada 13 Oktober 2022 yang lalu, sesuai permintaan kedua belah pihak, mendapati permintaan penangguhan atau larangan panen terhadap kedua belah pihak.

“Karena ketika itu, dari pihak PT Barito Riau Jaya yang hadir hanya kuasa hukumnya, oleh karena itu pihak mereka meminta penangguhan atas tuntutan masyarakat, dimana pihak perusahaan itu dilarang untuk melakukan panen buah sawit hasil kebun tersebut, begitu juga sebaliknya,” beber Jon Hendri.

Dalam hasil rapat tersebut, lanjut Jon Hendri, pihak PT BRJ berjanji akan memberikan keputusan sebagai jawaban dari pimpinannya pada Senin, 17 Oktober 2022. Namun, jawaban dari mereka (PT BRJ) baru disampaikan kepada Camat Sentajo Raya pada Selasa, 18 Oktober 2022.

“Telat sehari, dan hasilnya mereka (PT BRJ) menolak tuntutan masyarakat. Oleh karena itu, saya selaku Camat Sentajo Raya bersama Forkompimcam berencana akan mengagendakan pada Rabu, 26 Oktober 2022 akan melakukan mediasi kembali sebagai langkah selanjutnya, akan tetapi pihak PT Barito Riau Jaya tidak menepati janjinya, didalam masa dilarang untuk melakukan panen buah sawit itu, mereka tetap melakukan meski belum ada keputusan terkait hal ini,” jelas Jon Hendri.

Lebih lanjut, dijelaskan Camat Sentajo Raya, permasalahan ini bermula dari lahan yang sudah lama dikelola masyarakat itu, sejak beberapa bulan terakhir diduduki dan diklaim oleh PT BRJ merupakan miliknya.

“Kedua belah pihak saling mengakui memiliki surat menyurat tanah lahan perkebunan tersebut, namun kalau dari pihak masyarakat, sesuai laporan Pj Kepala Desa kepada saya memang surat kepemilikannya ada, namun dari pihak PT Barito Riau Jaya itu sampai saat ini belum pernah saya ketahui, atau mereka belum menunjukan kepada saya,” tegas Jon Hendri.

Untuk diketahui, sambung Jon Hendri, dirinya selaku camat sudah meminta kepada pihak perusahaan agar melaporkan jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan di perkebunan tersebut. Namun, permintaan Camat Sentajo Raya itu hingga kini tak digubris oleh pihak korporasi tersebut.

“Waktu itu saya minta dalam 2 hari agar mereka melaporkan data dan jumlah orang yang dipekerjakan di lahan perkebunan sawit tersebut, alhamdulillah sampai sekarang tidak pernah mereka laporkan,” kata Jon Hendri.

“Untuk sementara waktu, kita tunda dulu mediasi berikutnya sebagai langkah selanjutnya, karena saat ini permasalahan yang terjadi tengah ditangani oleh pihak kepolisian,” tandas Jon Hendri.

Menurut informasi yang telah menyebar luas, diduga PT BRJ mempekerjakan sebanyak puluhan orang preman suruhan (bayaran) dari luar daerah, yang diduga bentrok dengan masyarakat pada Jum’at (21/10/2022).

Hingga berita ini diterbitkan, pihak PT BRJ yang dihubungi HarianTimes.com belum memberikan jawaban terkait terjadinya konflik pihaknya (PT BRJ) dengan masyarakat Poktan Maju Sejahtera Desa Muara Langsat tersebut.*